Kampus ITS, ITS News – Seiring waktu, popularitas dunia gim mendapat sorotan khusus dari masyarakat. Publik perlahan mulai mengakui bahwa gim tidak sekadar asal dimainkan, tetapi juga butuh strategi yang matang. Seperti halnya yang coba dilakukan oleh Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Raihan Daffa Muhammad Wikantono. Berkat ketajamannya dalam mengatur strategi, pemuda ini berhasil menorehkan prestasi lewat salah satu gim elektronik (e-sports), Magic Chess.
Bermula dari hobi bermain gim sejak kecil, lelaki yang akrab disapa Raihan ini mengaku bahwa gim telah menjadi hiburan pelepas penat dari aktivitas sekolahnya. Dari sana, ketika menginjak bangku kuliah, ia memutuskan untuk terjun ke dunia gaming yang lebih kompetitif seperti dunia e-sports. “Saya merasa tertantang bermain gim dalam kondisi yang tidak biasa, seperti yang saya rasakan ketika berkompetisi di ajang e-sports,” ungkapnya.
Meskipun baru pertama kali berkompetisi resmi di ajang e-sports, Ahad (6/12), Raihan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Terbukti, ia berhasil keluar sebagai juara pertama cabang gim Magic Chess di kompetisi Industrial Games Competition (INDIGO) 2020. Lewat lomba yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur ini, ia berhasil unjuk gigi setelah strategi yang ia rancang berhasil membungkam lawannya.
Kepada ITS Online, Raihan menerangkan bahwa Magic Chess merupakan permainan yang diisi oleh delapan pemain berbeda. Dalam arena pertempuran berukuran 6×7 tersebut, ia harus membentuk pasukan khusus untuk beradu dengan lawannya. Nantinya, penyintas terakhir dari arena tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang. “Semakin kreatif pemain membuat kombinasi ras dan sinergi untuk pasukannya, maka ia akan bertahan dan menjadi jawara,” paparnya antusias.
Menurut mahasiswa Departemen Statistika Bisnis ini, kunci dalam bermain gim e-sports seperti Magic Chess ialah kesabaran dan berpikir unik dibandingkan lawan tanding. Raihan yang keluar sebagai juara usai unggul di lima pertandingan ini mengungkapkan, kunci keberhasilannya adalah giat berlatih. Meskipun giat berlatih, ia tidak meninggalkan kewajiban akademiknya. “Jadi saya berusaha maksimal agar mampu membagi waktu dengan baik,” tutur pemuda ini.
Raihan berharap, adanya e-sports dapat menghilangkan stigma buruk bermain gim di mata masyarakat. Ia meyakini, bermain gim bukan merupakan hal negatif jika mampu mengatur waktu dengan bijak. Menurutnya, prestasi tidak melulu tentang akademik saja, tetapi prestasi juga mampu dikejar di ranah non akademik. “Seperti yang berhasil saya buktikan lewat gim Magic Chess ini,” pungkasnya bangga. (meg/dik)
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu