Rohmah Hidayah, mahasiswa Pascasarjana Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mendapatkan kesempatan berharga untuk melakukan penelitian di Kumamoto University, Jepang. Mahasiswi yang akrab disapa Ema ini tengah menempuh semester tiga di bidang Jaringan Cerdas Multimedia dan memperoleh dukungan dana dari International Research Organization for Advanced Science and Technology (IROAST) dalam program internship hybrid.
Program internship IROAST ditujukan bagi mahasiswa Pascasarjana yang ingin melanjutkan ke jenjang Doktor maupun mahasiswa Doktor yang ingin ke jenjang Postdoctoral. Program ini memungkinkan peserta melakukan penelitian di laboratorium Kumamoto University di bawah bimbingan profesor, dengan durasi maksimal dua bulan offline di Jepang dan empat bulan online, tergantung kebijakan masing-masing profesor. Peserta dapat memilih profesor sesuai bidang penelitian dan harus melalui proses seleksi hingga memperoleh pendanaan dari IROAST.
Ema membagikan pengalamannya dalam mendaftar program ini. “Tahap pertama harus sudah memiliki research plan. Jika sudah, kita bisa memilih profesor yang sesuai dengan bidang penelitian,” ujarnya. Setelah itu, mahasiswa harus mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing di ITS serta menyusun dokumen persyaratan seperti CV, research plan, motivation letter, dan reference letter. Semua dokumen ini kemudian dikirimkan ke profesor yang dituju.
Pada awalnya, Ema hanya mengirimkan permohonan ke satu profesor, namun tidak kunjung mendapat balasan. “Setelah menunggu sekitar satu minggu, saya mencoba mengirimkan ke beberapa profesor lain yang bidangnya masih linear dengan penelitian saya,” jelasnya. Tak lama setelah itu, profesor pertama yang ia hubungi akhirnya membalas dan menawarkan sesi wawancara.
Tahapan seleksi utama adalah wawancara dengan profesor yang bersangkutan. Setelah dinyatakan diterima, mahasiswa masih harus menunggu keputusan akhir mengenai pendanaan dari IROAST. “Prosesnya memang agak lama, tetapi akhirnya saya mendapatkan pendanaan dan beberapa fasilitas yang dicantumkan dalam kontrak,” tambahnya. Ema dijadwalkan berangkat ke Jepang pada 5 Januari untuk memulai penelitian secara offline di Kumamoto University.
Selama di Kumamoto University, Ema akan meneliti Signal Processing sel kanker dengan teknik Deep Learning, yang relevan dengan bidang Teknik Elektro, khususnya pengolahan sinyal biomedis. “Saya bertugas mencari metode Deep Learning yang paling cocok untuk mendeteksi sel kanker serta mempelajari teknik pengambilan sampelnya di laboratorium Kumamoto University,” ungkapnya.
Hasil penelitian ini akan disesuaikan dengan kebijakan profesor pembimbing, dengan kemungkinan output berupa publikasi ilmiah atau conference, serta pencatatan log harian selama penelitian berlangsung.
Ema memberikan beberapa tips bagi mahasiswa Indonesia yang tertarik mengikuti program serupa. Ia menekankan pentingnya memilih bidang penelitian yang sesuai dengan profesor yang dituju. Selain itu, mencari alternatif objek atau subjek penelitian yang fleksibel juga dapat meningkatkan peluang diterima.
“Jangan menyerah jika ditolak oleh satu profesor. Cobalah mencari profesor lain, karena jumlah profesor yang tersedia sangat banyak,” pesannya.
Tim Barunastra Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukir prestasi membanggakan dengan membawa pulang gelar Grand Champion pada ajang
Pulau Gili Genting, Madura, dikenal dengan kadar garam lautnya yang tinggi, menempati peringkat kedua di dunia setelah Laut Mati
Fakultas Teknologi Kelautan – ITS Melakukan Penjajakan Kerjasama dengan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang Tanggal : 11 Maret 2025