Seiring dengan visi dan misi UPT Bahasa dan Budaya ITS untuk terus berkarya dan turut aktif berkontribusi secara nyata, program-program yang menyentuh aspek pendidikan terus dikembangkan. Terobosan-terobosan baru terus dilakukan agar civitas akademika ITS dan masyarakat luas berkenan mengenal, datang, dan akhirnya menambatkan hatinya untuk belajar di Unit tersebut.Ratna Rintaningrum, Ph.D selaku Ka UPT Bahasa dan Budaya ITS, mengatakan bahwa pengembangan program bukan merupakan pekerjaan yang mudah. “Sesuai dengan mandatnya, UPT Bahasa dan Budaya harus memiliki kemampuan membaca tuntutan dan kebutuhan pasar yang berakhir pada penyediaan layanan”, ungkap Ratna.Meski dengan segala keterbatasan yang ada, UPT Bahasa dan Budaya ITS terus berusaha untuk memberikana pelayanan yang optimal. “Dalam pengembangan pelayanan di UPT ini, kami berusaha melakukan banyak terobosan, kreativitas dan variasi kegiatan yang produktif”, imbuhnya.Menurut Ratna, sentuhan pengembangan pendidikan mulai juga diarahkan pada pengembangan Key Partners yang dimiliki Unit tersebut. “Layanan tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa, dosen, Perguruan-perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, instansi Pemerintah, ataupun karyawan BUMN maupun perusahaan swasta”, ungkap Ratna.Menariknya UPT tersebut mulai dilirik oleh siswa-siswa SMP sebagai destinasi belajar bahasa asing. “Sudah banyak SMU baik negeri maupun swasta yang tidak hanya terbatas pada wilayah Surabaya, tetapi sudah meluas ke area Jawa Timur mulai Madura, Tulunggung, Jombang, Jember, Banyuwangi dan kota lainnya yang memilih UPT Bahasa dan Budaya sebagai acuan belajar”, katanya.Kesempatan dan respon baik ini nampaknya tidak disia-siakan oleh UPT Bahasa dan Budaya ITS yang dikomando oleh alumnus Australia ini. Dengan negosiasi yang win-win solution, SMP Lukmanul Hakim dan SMP Al Khairiyah Surabaya memilih unit yang di pimpinnya untuk memberikan layanan terbaiknya. “Sekolah-sekolah tersebut mengenal UPT Bahasa dan Budaya ITS dari koran dan media online. Setelah membaca berita tentang kegiatan-kegiatan dan layanan di unit tersebut, sekolah-sekolah tersebut melayangkan surat permohonan resmi untuk melakukan kunjungan langsung untuk melihat fasilitas UPT Bahasa dengan membawa siswa-siswinya”, ungkapnya.Walaupun sekolah-sekolah tersebut memiliki mainstream pendidikan agama Islam yang kokoh, alhamdulillah mereka tetap memilih UPT Bahasa dan Budaya ITS. Mereka memilih datang ke sini untuk melihat keadaan dan fasilitas unit kami secara langsung.Menurut Ratna, kunjungan sekolah-sekolah tersebut adalah sebuah investasi yang pada akhirnya akan memberikan income. Jadi kita tidak hanya sekadar investasi atau menanam saja, tetapi kita harus berpikir bagaimana mengolah investasi tersebut menjadi income. Ibarat tanaman, pupuknya harus berkualitas, karena menginginkan hasil yang berkualitas pula.Sebagai contoh, sambutan yang sangat hangat diberikan UPT Bahasa dan Budaya kepada siswa-siswi Al Khairiyah ketika mengadakan kunjungan ke unit tersebut. Mereka juga disediakan food and baverage. Tidak tanggung-tanggung acara penyambutan diset dengan cara menampilkan para staf berpengalaman dari UPT Bahasa, Anies Badres, Azzam Bey, dan Matduri serta menghadirkan anak-anak didik unit tersebut, yaitu mahasiswa ITS yang sangat fluent berbahasa Inggris yang juga merupakan salah satu debaters dari ITS. Namanya Muhammad Adistya Azhar dari Jurusan Teknik Informatika. Mahasiswa tersebut pernah tinggal di Australia selama tujuh tahun.Mahasiswa asing yang sedang study di ITS juga dihadirkan. Mereka adalah Sahr Fillie dari Sirrelion, Jurusan teknik Mesin dan Mohamed Abdelwareth dari Mesir, Jurusan teknik Elektro. Ternyata mereka mendapat sambutan yang sangat meriah. Para siswa bertanya ini itu dalam bahasa Inggris, karena situasi seperti itu jarang mereka dapatkan. Suasana tersebut merupakan kesempatan mereka untuk berbicara dan berdialog dalam bahasa Inggris dengan native speaker of English. “Mereka tidak harus pergi jauh-jauh ke luar negeri kalau hanya sekadar ingin melatih conversation-nya dalam Bahasa Inggris. UPT Bahasa ITS siap dan mampu menjembatani sekaligus memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat pendidikan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur”, ungkap Ratna. (RR/ Humas ITS)..google {left:100%;display:inline-block;position:fixed} займ с плохой историей
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu