Para peserta GLC bersama para pimpinan Direktorat Hubungan Internasional ITS
Kampus ITS, ITS News-Dua perguruan tinggi ternama dari dua negara berbeda sedang mempersiapkan kader-kader pemimpin yang berdaya saing global. Melalui kegiatan Global Leadership Camp yang diadakan oleh Direktorat Hubungan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 20 mahasiswa ITS dan 20 mahasiswa Kumamoto University (KU), Jepang akan ditempa kepemimpinannya di Surabaya hingga 3 Maret mendatang. Program ini pun resmi dibuka oleh Wakil Rektor IV ITS Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc di gedung Rektorat ITS, Selasa (20/2).
Camp kepemimpinan yang diadakan ini bukan sekedar pelatihan biasa. Pasalnya, alih-alih hanya sekedar berada di ruangan dan menerima materi, selama dua minggu di Kota Pahlawan para peserta akan diberikan ruang seluas-luasnya untuk diuji inisiatif dan kepemimpinannya melalui program yang dinamis.Para peserta akan diajak untuk berdiskusi dengan para pimpinan-pimpinan besar nasional dan internasional seperti Nario Yamaguchi (Senior Corporate Advisor Ajinomoto Co.Inc), HE Masaki Tani (Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya), dan Imran Ibnu Fajar (Ketua Gerakan Melukis Harapan). Kemudian 40 mahasiswa ini juga akan diajak mengunjungi Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya.“Konsulat sudah menantikan pertemuan ini yang dianggap sebagai langkah yang sangat strategis untuk kebaikan hubungan Jepang-Indonesia ke depannya,” terang Dr Maria Anityasari, Direktur Hubungan Internasional ITS.Selain dibekali ilmu dari pemimpin besar, para mahasiswa ini juga dituntut untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di Surabaya. “Mungkin kita saat ini bisa hidup dengan nyaman, namun dengan langsung terjun ke masyarakat kita akan menjadi pribadi yang lebih bisa bersyukur,” tutur Maria dalam pemaparan materinya di hadapan peserta.Proyek sosial tersebut, menurut Maria, nantinya akan dijalankan di 10 Broadband Learning Center (BLC) kelolaan Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Pemerintah Kota Surabaya. Kerjasama ini tidak hanya akan memberikan keuntungan bagi BLC, namun juga akan mengasah problem solving skillmahasiswa.Hal ini turut diamini oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Surabaya, Ir Antiek Sugiharti MSi yang turut hadir dalam acara pembukaan GLC. “Manfaat dari program ini bukan hanya untuk mahasiswa, tapi juga untuk seluruh masyarakat Surabaya yang akan menggunakan BLC nantinya,” tutur Antiek.Untuk memberikan dampak yang lebih besar kepada kota Surabaya, dalam program ini para peserta juga akan diajak mengunjungi sentra UKM serta belajar musik dan tarian tradisional di Balai Pemuda. Untuk itu, ITS bekerjasama dengan Kampung Tempe Tenggilis Kauman dan Kampung Kue Pendogo untuk memberikan pengalaman kepada peserta melihat proses produksi secara langsung. “Ini tentu menjadi pengalaman bagus bagi peserta untuk melihat model bisnis yang berbeda, yaitu semangat gotong royong,” ujar Maria.Program yang sarat akan unsur internasionalisasi ini pun disambut dengan penuh antusias oleh mahasiswa dari Negeri Sakura ini. Pertemuan dua pihak mahasiswa dari negara yang memiliki kultur yang kental menjadi pemandangan yang menarik saat peserta saling bercerita satu sama lain. Program ini pun diharapkan mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin yang memiliki wawasan global.“Untuk menjadi seorang pemimpin besar tidak bisa hanya berdasarkan teori belaka. Kita harus terjun langsung dalam proyek-proyek, dalam masalah-masalah yang ada,” tandas Maria mengingatkan. (miq)
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu