Stroke saat ini merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga di seluruh dunia, , dengan dampak serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup individu. Di rumah sakit, penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian, dengan stroke berada di urutan kedua. Pasien dengan stroke tidak hanya menghadapi tingkat kematian yang tinggi, tetapi juga dapat terjadi kecacatan yang berat apabila telah melewati fase akut. Stroke memiliki risiko gangguan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami stroke, dan merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang.2 Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban bagi negara, pada negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia.
Stroke merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya penyempitan pada pembuluh darah di otak sehingga aliran darah dan oksigen ke otak terhambat bahkan sistem syaraf tersebut akan sulit bahkan tidak bisa di gerakkan. Stroke dapat terjadi karena adanya sumbatan atau hambatan pada pembuluh darah di otak (stroke iskemik) atau dikarenakan oleh pendarahan spontan pada otak dibagian tertentu (stroke hemoragik). Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.
Metode terbaik untuk mengendalikan angka kejadian stroke yaitu dengan mendeteksi dini terhadap faktor resiko stroke. Pasien yang pernah mengalami serangan stroke akan lebih mudah terjadi serangan ulang dengan dampak yang lebih parah, yaitu kecacatan maupun kematian. Kurangnya kesadaran terhadap faktor risiko stroke, pengenalan gejala stroke, serta penanganan stroke yang belum optimal dan kurangnya kepatuhan terhadap program terapi untuk mencegah terjadinya stroke ulang merupakan beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pelayanan stroke di Indonesia. Hal ini menyebabkan peningkatan angka kematian akibat stroke, peningkatan angka stroke baru, dan peningkatan angka stroke berulang di Indonesia. Deteksi dini dan edukasi tentang stroke diharapkan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit stroke.
Pengabdian kepada masyarakat telah dilakukan di Kelurahan Kanigaran, Kota Probolinggo pada hari Jumat, 6 Oktober 2023 untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini penyakit stroke dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab terjadinya, tanda dan gejala penderita, bahaya dan mengenai bagaimana mencegah stroke. Selanjutnya, dilakukan sesi tanya jawab dengan narasumber, serta melakukan pengukuran tekanan darah, gula darah, dan kolesterol untuk menskrining penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya stroke seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan sangat bermanfaat bagi masyarakat di Kota Probolinggo terutama masyarakat Kecamatan Kanigaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan temuan angka prevalensi hipertensi pada peserta penyuluhan yang tinggi terutama pada peserta dengan jenis kelamin laki-laki. Kegiatan ini juga menambah wawasan dari masyarakat Kecamatan Kanigaran di Kota Probolinggo. Banyaknya masyarakat yang antusias dalam sesi tanya jawab juga diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dalam deteksi dini stroke sehingga dapat mengurangi kasus stroke di Kota Probolinggo. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen-dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS yaitu dr. Abdurrahman, Sp.An-TI, M.Ked.Klin, dr. Faizal Mahdi, dr. Riva Satya Radiansyah, Sp.N, dr. Galih Endradita Mulyasaputra, Sp.FM, dr. Afia Nuzila Fadhlina, Sp.M, M.Ked.Klin dan diketuai oleh dr. Sakina, MSi.
Penulis: dr. Afia Nuzila Fadhlina, Sp.M, M.Ked.Klin
Friday, 15 Nov 2024
Thursday, 14 Nov 2024
Wednesday, 13 Nov 2024
Tuesday, 12 Nov 2024