Lukman Mahfoedz dilahirkan di Surabaya pada tanggal 26 februari 1954 sebagai anak kedua dari 3 orang bersaudara dari pasangan bapak Ahmad Mahfud dan ibu Sofiah Bahalwan. Lukman Mahfoedz dulunya adalah Presiden Direktur PT. MEDCO E&P Indonesia, yang juga dikenal sebagai Medco Exploration & Production Indonesia. Dia sering diundang untuk berbicara di berbagai acara Migas di Indonesia. Lukman lulus dari ITS di bidang teknik mesin pada tahun 1973. Lukman tidak terlalu aktif di organisasi kampus seperti Senat atau Dema, tetapi dia aktif di organisasi sosial mahasiswa seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyah, yang berfokus pada dakwah dan sosial. Teman-teman di organisasi sering memberikan bimbingan belajar kepada siswa, yang melihat ITS sebagai tujuan jangka panjang dalam pendidikan tinggi mereka.
Menurut Lukman, visi B.J. Habibie sangat bagus. Habibie ingin agar orang Indonesia tidak ketinggalan dengan bangsa lain dalam bidang teknologi informasi dan teknologi (IPTEK). Selain B.J. Habibie, dia juga mengagumi ayah kandungnya. Pada usia 90 tahun, ayahnya masih dapat mengelola usaha sendiri dan memiliki daya ingat yang baik. Dia mewarisi jiwa pedagang dan disiplin kerja keras dari ayahnya. Karena ibunya adalah seorang guru Madrasah, ketaatan dan kesalehannya berasal dari sana. Jika Lukman menghadapi kesulitan atau masalah, mereka berdua dan keluarga kecilnya sangat mengerti, dan mereka selalu memberinya semangat dan dukungan.
Karir Lukman dimulai dengan bekerja sebagai insinyur lapangan di Truba Jurong Engineering Gresik, Jawa Timur, dari tahun 1980-1981. Dari tahun 1981 hingga 1983, dia bekerja untuk konsorsium DKT di Balikpapan, Kaltim, sebagai insinyur. Dia membantu membangun 33 kilang minyak dan gas untuk Bechtel Corp. / Pertamina Refinery dengan waktu dan biaya yang sesuai. Sampai tahun 2001, dia bekerja di VICO Indonesia di Jakarta. Lukman mulai bekerja sebagai insinyur rencana di Departemen Proyek Fasilitas sebelum perlahan berkembang menjadi Vice President Humas dan Dukungan Umum. Pada saat itu, VICO adalah perusahaan penghasilan gas terbesar di Indonesia.
Lukman dipindahkan ke BP Indonesia antara tahun 2001 dan 2005 setelah BP membeli VICO Indonesia. Saat itu, Tangguh LNG menjadi perusahaan penghasil LNG ketiga di Indonesia setelah Badak dan Arun. Selama pekerjaannya di BP, Lukman juga membantu pemerintah menyusun kebijakan tentang gas dan perminyakan nasional. Tim ini dibentuk bersama dengan tujuh eksekutif perminyakan senior nasional lainnya. Sangat sering disebut untuk memberi masukan kepada pemimpin tertinggi pemerintah di bidang perminyakan dan gas bumi, serta instasi lain. Meskipun beberapa masukan mereka diterima dengan baik, yang lain diacuhkan. Dia menjabat sebagai Presiden Direktur Medco E&P Indonesia, salah satu anak perusahaan Medco Energi International, pada April 2005.
Pesan Lukman bagi para mahasiswa, sebelum diwisuda hendaknya mereka mempersiapkan diri dengan ilmu dan pengetahuan di luar disiplin ilmu mereka di ITS sehingga cepat memperoleh pekerjaan nantinya. Ilmu tersebut misalnya dapat membuat surat lamaran dan Curriculum Vitae dengan baik, berkomunikasi dengan lancar dan penuh kepercayaan diri. Lebih baik lagi kalau sudah menguasai bahasa asing misalnya Inggris. Kalau perlu adakan kursus atau seminar di ITS untuk mereka di berbagai bidang diluar mata kuliah resmi. Undangan para alumni yang telah berhasil di luar untuk menjadi dosen tamu agar lulusan ITS lebih dipandang oleh perusahaan-perusahaan favorit.