Agus Purnomo lahir di Sleman, 24 Agustus 1961. Dia lulus dari S1 Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 1985 dan S2 Jurusan Magister Manajemen Program Paska Sarjana di STIE Artha Bodhi Iswara pada tahun 2002. Selama karirnya, Agus pernah bertugas di berbagai posisi, seperti PT. Barata Indonesia dari 1985 hingga 2012, Pelindo IV Ujung Pandang dari 1999 hingga 2002, Pabrik Kelapa Sawit Mitra Ogan II dari 2002 hingga 2006, PT. INKA (Persero) dari 2012 hingga 2017 dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut dari 2017 hingga 2021.
Sejak tahun 2012, Agus Purnomo dianggap sebagai orang nomor satu di BUMN PT INKA. Selama memimpin perusahaan, dia berhasil membuat gebrakan dan meningkatkan kinerja INKA. Salah satu contohnya adalah dia membawa BUMN produsen kereta api tersebut untuk memenangkan tender pengadaan kereta api (KA) di Bangladesh dan Srilanka di Asia Selatan. Inka juga dipercaya untuk pengadaan ratusan unit KA yang akan dioperasikan di dalam negeri oleh KAI, MRT, dan LRT. Prestasi luar biasa ini membawa Agus H Purnomo, atau Cak Agus, dipercaya kembali oleh Kementerian BUMN untuk memimpin PT INKA untuk periode kedua dari 2017 hingga 2022. Namun, setelah dilantik sebagai Direktur Utama PT INKA pada bulan Agustus 2017, Cak Agus dipilih oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Laut oleh TPA yang dipimpin Presiden Jokowi.
Setelah melalui proses lelang terbuka, dia didapuk sebagai Dirjen Perhubungan Laut. Agus diharapkan akan meningkatkan industri pelayaran nasional dengan terpilihnya dia sebagai Dirjen Perhubungan Laut. Dengan mempertimbangkan upaya sukses Agus dalam mendorong produk lokal saat memimpin PT INKA, jelas bahwa Agus dipilih sebagai Dirjen Perhubungan Laut bukan hanya karena kemampuan semata-mata, tetapi juga karena leadership yang mampu membawa perubahan, seperti yang ditekankan Menteri Perhubungan saat melantiknya.
Fokus Presiden Jokowi pada pembangunan Indonesia yang berbasis laut, dengan konektivitas tol laut yang lebih baik, pasti didukung oleh Dirjen Perhubungan Laut, yang berhasil mengurangi perbedaan harga antara Indonesia timur dan barat. Dimungkinkan untuk meningkatkan produk di Indonesia timur, seperti pengiriman sapi dari NTT dan NTB ke Jakarta yang lebih cepat dan lebih murah, yang akan mengurangi harga daging di Jawa dan membuatnya kompetitif dibandingkan dengan harga daging impor.
Mahasiswa teknik seringkali beranggapan bahwa pekerjaannya ke depan setelah kelulusan adalah menjadi engineer semata. Padahal, menurut salah satu alumnus
M Rifqi Isnanda lahir pada tanggal 23 September 1968, beliau menempuh pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Teknik
Muhammad Arif Wibowo lahir pada 19 September 1966 di Banyumas. Pada tahun 1989, dia memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin