Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan relokasi ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap permasalahan yang telah lama menghantui Jakarta, seperti kepadatan penduduk, penurunan kualitas hidup dan lingkungan, serta masalah kemiskinan. Dalam rangka mengakomodasi pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerintah telah merencanakan pembangunan infrastruktur transportasi, termasuk pengembangan sistem kereta bandara. Keputusan ini didasarkan pada upaya untuk memudahkan aksesibilitas ke IKN serta mengatasi kendala jarak antara IKN dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) di Balikpapan, yang memiliki peran penting sebagai pintu gerbang udara menuju IKN. Namun, saat ini, kereta bandara berbasis Kereta Rel Listrik (KRL) yang telah beroperasi di Indonesia memiliki spesifikasi yang dianggap kurang sesuai untuk dijalankan di jalur kereta bandara SAMS – IKN dengan spesifikasi jalur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan ini dengan merancang kereta bandara yang sesuai untuk rute SAMS – IKN, dengan spesifikasi yang memungkinkan operasional yang optimal dan efisien serta menjadi ikon transportasi IKN yang membanggakan. Diharapkan penelitian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan kereta bandara yang dapat memfasilitasi aksesibilitas yang lebih baik ke Ibu Kota Nusantara. Penelitian ini akan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara dengan para ahli, observasi lapangan, dan studi eksisting untuk mendapatkan data primer yang diperlukan. Data sekunder diperoleh melalui penelitian sebelumnya, kebijakan pemerintah, jurnal-jurnal, dan dan literatur-literatur yang relevan dengan topik penelitian.