Sebagai negara maritim dengan luas wilayah perairan dan garis Pantai yang besar. Alat transportasi yang umum digunakan Masyarakat untuk mobilitas antar pulau adalah kapal. Disamping potensi kekayaan alam yang tinggi wilayah pesisir yang dinamis sangat rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Pemerintah Indonesia telah terus meningkatkan kemampuan dalam penanganan masalah-masalah tersebut yaitu dengan penguatan alutsista nasional. Penanganan bencana di Indonesia khususnya daerah pesisir membutuhkan dukungan transportasi laut salah satunya kapal. Dalam menyelesaikan masalah sosial seperti kesehatan armada Indonesia telah diperlengkapi dengan 4 kapal BRS dengan 3 kapal merupakan buatan Indonesia. Akan tetapi ketiga kapal tersebut masih berupa kapal berukuran besar yang masih didapati banyak kekurangan seperti faktor efisiensi, kecepatan, dan fleksibilitas. Salah satu basis kapal buatan Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah KCR (Kapal Cepat Rudal) 60m buatan PT. PAL Indonesia. KCR 60m yang merupakan kapal perang bersenjata lengkap perlu didesain ulang khususnya pada bagian general arrangement untuk dapat dimaksimalkan menjadi fasilitas rumah sakit apung tanggap bencana. Oleh karena itu perlu perumusan kebutuhan terkait tanggap bencana khususnya fasilitas kesehatan. Proses perancangan dimulai dengan analisis dan observasi data primer yang didapatkan dari PT. PAL Indonesia. Observasi dan analisis dilakukan pada kapal BRS tipe LPD dan KCR 60m. Analisis dan observasi meliputi GA, interior desain, material dan bahan. Setelah itu dilakukan juga pencarian data sekunder yang berasal dari artikel dan jurnal. Data yang didapati meliputi regulasi peraturan kementrian kesehatan tentang fasilitas kesehatan dalam rumah sakit. Selain itu juga dilakukan benchmarking produk setipe mulai dari ambulance boat hingga kapal rumah sakit. Setelah data didapatkan kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan konsep desain. Konsep desain yang didapatkan antara lain layout dan material interior yang tepat guna, layout interior yang sederhana dengan aksesibilitas baik, dan suasana interior yang bersih dan nyaman. Dari konsep tersebut disimpulkan kebutuhan akan rancangan rumah sakit terapung 2 lantai dengan fasilitas utama IGD sebagai tempat dilakukan triase, ruang rawat inap, ICU untuk perawatan intensif, CT scan, ruang operasi minor, dan ruang dokter atau staff selama bertugas di dalam kapal.