Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, sayangnya banyak kebudayaan lokal yang luntur akibat kurangnya minat pemuda untuk belajar dan mewarisinya. Menurut data BPS tahun 2010, terdapat 1.340 suku bangsa yang ada di Indonesia, dengan suku terbesar adalah Suku Jawa yang jumlahnya mencapai 41% dari total populasi masyarakat Indonesia. Di sisi lain, mulai tumbuh kesadaran untuk kembali mengangkat budaya lokal yang sebelumnya ditinggalkan melalui mode. Melihat fenomena tersebut, terdapat peluang untuk mengenalkan budaya lokal melalui produk mode yang juga menyampaikan makna dan filosofi yang dikenalkan. Dilakukan wawancara mendalam semi terstruktur untuk memahami kebutuhan user. Hasil wawancara dan data sekunder yang telah dikumpulkan diolah menggunakan prinsip design thinking. Didapatkan temuan bahwa pengguna menyukai produk personalisasi yang unik untuk mengekspresikan dan menunjukkan jati dirinya. Jam tangan dengan mengangkat budaya weton Jawa dinilai tepat menjadi media karena mendukung fenomena serta tren yang saat ini gaung di kalangan pemuda Indonesia. Filosofi desain disusun dengan basis primbon Jawa yang diselisik bersama yayasan dan budayawan lokal. Desain dibuat dengan sketsa, dilanjutkan dengan 3D modelling, manufaktur, dan perancangan model bisnis sebagai strategi penyampaian produk ke target pengguna. Hasil tes pasar pada kegiatan pameran menunjukkan respons yang positif dari masyarakat dan diketahui tanda-tanda yang disematkan dalam desain berhasil memantik keingintahuan pemuda terhadap Weton Jawa.