Limbah kaca yang dihasilkan oleh 26 kota besar di Indonesia mencapai 0.7 ton per tahunnya. Dari tahun 2003 sampai 2008 di kota Bandung, limbah kaca meningkat sebanyak 41% sedangkan sampah yang diolah hanya 10%. Di sisi lain, harga limbah kaca jauh lebih rendah jika dibandingkan kaca yang baru. Atas dasar tersebut, dilakukan penelitian untuk membuat inovasi baru sebagai upaya meningkatkan nilai dari limbah kaca. Limbah tersebut dapat ditingkatkan nilai ekonominya dengan cara dibuat menjadi produk perhiasan, karena dapat mengekspos keistimewaan dari sifat kaca yang bening dan mengkilat. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi untuk menemui pemasok limbah kaca di Tulungagung dan perajin manik-manik kaca di Jombang. Wawancara dilakukan kepada 2 orang pakar pada bidang limbah kaca dan 3 budayawan di Tulungagung dengan masing-masing wawancara berdurasi 2 jam. Wawancara juga dilakukan dengan 3 calon pengguna dari Indonesia dan Canada yang digunakan untuk dasar pengembangan desain. Setelah itu melakukan eksperimen material limbah kaca menggunakan teknik mikromosaik. Akhir dari penelitian ini menghasilkan konsep desain baru dengan memasukkan unsur budaya daerah Tulungagung menggunakan teknik mikromosaik. Konsep produk perhiasan ini akan menargetkan orang yang mengekspresikan diri melalui perhiasan dan menghargai budaya daerah sebagai target pasar.