Museum seringkali dimanfaatkan sebagai tempat belajar diluar sekolah yang berkelanjutan serta konvergen dengan alam dan lingkungan sosial. Di Indonesia sendiri museum yang memiliki status terakreditasi sudah ada sebanyak 291 yang tersebar di berbagai kawasan di Indonesia. Salah satu museum yang besar dan populer di Jakarta adalah Museum Nasional dengan jumlah pengunjung sebanyak 523.141 pada tahun 2022 dan terus meningkat hingga kini. Sebagian besar pengunjung yang banyak ini berasal dari rombongan siswa yang melakukan pembelajaran di luar kelas. Tidak banyak pengunjung non rombongan yang datang secara khusus untuk mempelajari sejarah secara pribadi terutama anak berusia 11-15 tahun atau biasa disebut generasi Alfa. Pengunjung memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kemajuan teknologi, sehingga menciptakan suasana yang lebih menyenangkan. Museum haruslah berperan aktif dalam menarik pengunjung anak, salah satunya dengan membuat instalasi interaktif yang menarik perhatian. Desain instalasi interaktif dapat memanfaatkan penggunaan seluruh panca indera yang membantu dalam proses pembelajaran mengenai nilai-nilai proses kehidupan sejarah manusia dan lingkungan secara cepat dan lebih berkesan. Metode penelitian dilakukan melalui proses analisis produk-produk yang sudah ada, mengetahui target konsumen dan pembelajaran yang sesuai agar tepat guna, brainstorming ide-ide permainan yang menarik, proses pengujian produk, hingga pembuatan model, dan diujikan kembali kepada pengguna. Sehingga terbentuklah instalasi gua dan instalasi figurin Homo Erectus yang dibuat dengan memaksimalkan interaksi pengguna dengan menggabungkan indera peraba, penglihatan, pendengaran, serta penciuman dan teknologi permainan.