Bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang jumlahnya melimpah di Indonesia sehingga produk-produk kerajinan bambu mudah ditemui di Indonesia. Teknik yang paling banyak digunakan adalah teknik anyam. Kerajinan anyaman bambu banyak menggunakan coiling sebagai kerangka produk anyaman. Coiling merupakan teknik menggulung iratan bambu sehingga bentuk yang dihasilkan umumnya rounded. Meskipun kerap disandingkan dengan teknik anyam yang populer, teknik coiling justru kurang dilirik dan dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan coiling yang memiliki bentuk dasar lingkaran dan sulit untuk dibuat dalam diameter kecil yang akhirnya menjadi hambatan pengembangan produk menggunakan teknik coiling. Pengolahan bambu juga menambah tantangan bagi para pengrajin karena bambu mudah terserang jamur dan organisme perusak bambu. Padahal pasar sustainable sedang populer akhir-akhir ini khususnya pada Gen Z. Pasar tersebut merupakan peluang yang sangat besar karena Gen Z menduduki populasi tertinggi saat ini di Indonesia. Berdasarkan beberapa sumber, Gen Z memiliki ketertarikan terhadap produk-produk fesyen, salah satunya perhiasan. Berdasarkan latar belakang tersebutlah perancangan perhiasan coiling bambu untuk Gen Z dilakukan. Perhiasan yang dibuat berupa set yang terdiri dari anting, kalung dan gelang. Pada perancangan ini Gen Z merupakan target pasar yang menjadi kunci utama pada styling perhiasan, dimana preferensi Gen Z akan menjadi pertimbangan utama dalam proses desain. Dalam perancangan ini preferensi Gen Z akan digali melalui metode utama yaitu CJM dan kuesioner. Sementara pengolahan bambu akan digali melalui studi lapangan produk dan teknik terkait serta melakukan berbagai eksperimen-eksperimen yang dibutuhkan seperti jenis bambu, pengawetan bambu, bentuk coiling, joining dan finishing coiling. Metode-metode tersebut digunakan untuk mendukung proses desain perhiasan coiling bambu yang dapat dikustomisasi sesuai dengan preferensi Gen Z.