Kabupaten Tulungagung merupakan daerah yang terkenal sebagai produsen atau sentra kerajinan marmer di Indonesia. Lokasi industri marmer terletak pada bagian selatan Kabupaten Tulungagung yakni Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki terutama di Desa Gamping dan Desa Besole. Di Desa Gamping terdapat 42 industri marmer. Pada sepanjang jalan di pinggir Sungai Ngrowo pada Desa Wates ditemui banyak pabrik pemotongan marmer. Beberapa produk yang dihasilkan oleh industri marmer memiliki ukuran standar yang sudah ditetapkan sehingga tanpa disadari dari hasil pemotongan tersebut menghasilkan limbah sisa potong marmer. Oleh masyarakat sekitar limbah tersebut tidak digunakan kembali karena memiliki ukuran yang terlalu kecil dan memiliki kualitas yang kurang baik. Padahal jika ditinjau kembali, limbah sisa potong marmer dapat diolah kembali menjadi produk dengan estetika dan nilai jual yang tinggi dengan metode upcycling. Produk yang dapat berpotensi dari pengolahan limbah marmer adalah produk furnitur terazo.
Coffee Shop merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang di Indonesia dengan gaya interior yang menarik. Dari fenomena tersebut, penulis melakukan perancangan mengenai eksplorasi material limbah sisa potong marmer menjadi produk furnitur terazo. Material marmer yang memiliki kekuatan serta keindahan dalam coraknya yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk furnitur coffee shop. Perancangan ini diharapkan dapat meningkatkan value dari limbah marmer serta mencegah terjadinya penumpukan limbah marmer yang beresiko pada pencemaran lingkungan. Hasil dari perancangan ini berupa stool, coffee table dan barstool.