Situasi keamanan dalam negeri seperti di Indonesia telah terjadi beberapa kali kasus separatisme atau pemberontakan di beberapa wilayah yang dimana kasus separatisme atau pemberontakan dengan upaya memerdekakan diri atau melepas diri dari bagian negara Indonesia sering terjadi yang antara lain seperti halnya kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1976 yang dapat diakhiri pada tahun 2004 bersamaan dengan adanya tsunami di Aceh, lalu di masa sebelumnya terjadi pula pemberontakan Maluku Selatan pada tahun 1950 dan yang sekarang masih terjadi yakni Organisasi Papua Merdeka yang masih menunjukan eksistensi perlawanan terhadap kedaulatan negara Indonesia. Dan Indonesia merupakan negara dengan kasus separatisme yang masih melekat hingga sekarang terutama diwilayah Papua. Dalam melakukan observasi dengan pihak terkait khususnya militer upaya penyelesaian konflik diwilayah tersebut sering terhambat atas beberapa faktor yakni antara lain faktor susahnya mobilitas pasukan ke wilayah tertentu. Sehingga berjalan kaki merupakan hal yang kurang efektif terlebih lagi apabila pasokan logistik dan amunisi yang terbatas karena dibawa tanpa kendaraan pengangkut. Dan faktor lain seperti keselamatan personel terhadap medan yang dilalui cukup ekstrim apabila personel sedang diintai musuh dengan medan yang tidak memungkinkan untuk melakukan perlawanan terbuka. Indonesia sendiri memiliki alutsista darat yang memiliki fungsi untuk membantu aktivitas militernya namun tidak semua alutsista darat seperti yang dimiliki Indonesia yakni Anoa 3 (Armoured Personnel Carrier) atau kendaraan pengangkut personil lapis baja tersebut dapat melalui medan ekstrim seperti halnya medan di daerah Papua. Sehingga menggunakan alutsista tersebut hanya cocok di wilayah perkotaan di Papua dan hal tersebut merupakan pertimbangan rumit yang mungkin apabila menerjunkan alutsista tersebut hanya akan menimbulkan kerugian material dari pihak pemerintah. Sehingga dari paparan permasalahan tersebut, penulis melakukan riset dan observasi mengenai permasalahan tersebut dengan tujuan mewujudkan langkah penyelesaian konflik yang berkepanjangan ini dengan prioritas keselamatan dan keutuhan NKRI. Aspek lain dalam militer seperti nasionalisme, patriotisme, dan tanggungjawab menjadikan goals atas terciptanya konsep desain dalam merancang kendaraan angkut personel yang cocok untuk medan ekstrim di Indonesia guna menunjang keamanan dalam negeri.