Indonesia termasuk dalam kategori tujuh negara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia. Menurut Asosiasi Pengembangan Tembaga dunia (CDA) penggunaan tembaga paling banyak pada sektor kelistrikan dan sektor konstruksi. Sedangkan hanya sekitar 3% penggunaan pada sektor tembaga pada sektor kerajinan. Walaupun penggunaan tembaga dalam sektor kerajinan masih diangka 3% apabila tembaga diolah dengan baik maka tembaga dapat menjadi material yang memiliki nilai jual tinggi. Tembaga memiliki sifat alami yang unik, memiliki daya tahan, dan keindahan estetika. Salah satu Desa yang telah memanfaatkan tembaga sebagai material utama kerajinan adalah Desa Tumang yang terletak di Boyolali, Jawa Tengah. Pemanfaatan tembaga sebagai material kerajinan sudah turun temurun sehingga banyak Masyarakat tumang yang berprofesi sebagai pengrajin tembaga. Produk yang dihasilkan di Desa Tumang mulai dari vas bunga, mangkok, wastafel, hiasan dinding, patung, kubah masjid dan lampu gantung. Proses pembuatan kerajinan tembaga ini masih menggunakan perbaduan cara tradisional. Pembentukan dengan cara tradisional akan menghasilkan tekstur pada tembaga yang natural sehingga menjadi keunikan tersendiri. Selain itu, daya tarik utama dari produk ini nantinya adalah warna tembaga yang sudah mengalami oksidasi. Dari fenomana ini muncul ide untung menghasilkan seri lampu hias yang menggunakan material utama tembaga yang menggunakan dasar ilmu desain produk. Hasil akhir nantinya berupa seri produk lampu, seperti lampu gantung, lampu meja, lampu lantai, dan lampu dinding, yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar.