Kota Surabaya memiliki potensi yang besar untuk menjadi kota wisata Heritage (sejarah). Dari 3 titik kawasan kota tua, jalan rajawali dipilih karena dahulu dikenal sebagai pusat perdagangan pada masa Hindia Belanda dan saksi bisu Perang Surabaya pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, potensi wisata ini terabaikan akibat kurangnya nilai sejarah yang tergambarkan di sepanjang jalan dan tidak didukung oleh street furniture yang menunjang aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan street furniture yang menunjang aktivitas wisatawan sekaligus memiliki ciri khas kota tua. Metode yang digunakan adalah metode double diamond. Dimulai dari tahap discover dengan melakukan studi literatur, observasi, dan in-depth interview semi terstruktur yang kemudian dirangkum menjadi persona. Dilanjutkan dengan tahap define, develop, deliver untuk menentukan kebutuhan dan konsep desain. Konsep desain berdasarkan gaya gedung kolonial (Hindia Belanda) dari Gedung Verzekerings Maatschappij atau Gedung Singa. Adapun bentukan Gedung yang diambil berupa bentukan jendela (dower window), bentukan pilar balkon, dan bentukan pintu arch. Dari bentukan tersebut tercipta 5 alternatif serial desain. Kelima desain tersebut dipilih dan hasilnya didapatkan desain 1 series street furniture berupa halte dengan charging station, bangku, tempat sampah tematik, bollard tematik, lampu jalan tematik, plakat gedung cagar budaya, dan papan informasi sejarah Perang Surabaya yang terinspirasi Gedung Singa dengan inspirasi bentukan jendela (dower window).