Pemerintah Kota Madiun menyelenggarakan FGD survei komoditas 12 bahan pokok pangan, dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan di bidang pangan dan untuk penguatan ketahanan pangan daerah. FGD dilaksanakan pada hari Senin, 13 Desember 2021 di Gedung Graha Bakti Praja Lantai 2 Ruang Rapat Besar Bapelitbangda Kota Madiun. PDPM ITS sebagai pusat kajian yang berkontribusi dalam pembangunan daerah, diundang untuk menyampaikan hasil survei, analisis sekaligus rekomendasi kebijakan untuk penguatan ketahanan pangan di Kota Madiun. Perwakilan dari PDPM ITS adalah Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg selaku ketua tim penyusunan kegiatan, Vely Kukinul Siswanto, ST, MT, M.Sc selaku tenaga ahli dan tim penyusun.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Madiun yang tinggi diiringi dengan peningkatan kebutuhan terhadap komoditas pangan. Pertumbuhan penduduk yang cepat juga memicu peningkatan kebutuhan lahan sehingga terjadi alih fungsi lahan pertanian pangan yang signifikan di Kota Madiun. Sementara tujuan pembangunan berkelanjutan adalah menjamin masyarakat tanpa kelaparan (zero hunger), meningkatkan ketahanan pangan serta perbaikan nutrisi. Oleh karena itu perlu adanya survei komoditas bahan pokok pangan agar dapat teridentifikasi pola konsumsi masyarakat, yang nantinya bisa dijadikan perumusan kebijakan pembangunan di bidang pangan. Kedua belas bahan pokok pangan yang disurvei adalah beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, cabai, gula pasir, telur, tepung terigu dan minyak goreng.
Vely Kukinul Siswanto, ST, MT, M.Sc menyampaikan bahwa survey dilakukan dengan proporsional random sampling dengan jumlah responden minimal 123 kepala keluarga. Angka tersebut dianggap sudah mewakili seluruh kelurahan yang terdapat di Kota Madiun. Hasil survey menunjukkan bahwa jumlah produksi padi, jagung maupun kedelai mengalami tren penurunan beberapa tahun terakhir, sedangkan produksi daging ayam terpantau melimpah selama tahun 2021. Komoditas lain, seperti telur ayam, mengalami penurunan selama 4 tahun terakhir. Dari keduabelas bahan pokok yang ada, 4 bahan pokok yang mengalami fluktuasi tertinggi adalah telur, kedelai, minyak goreng dan daging ayam.
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg mengungkapkan untuk mengatasi masalah pangan seperti penurunan produksi dan untuk penguatan ketahanan pangan di Kota Madiun, dibutuhkan formulasi kebijakan yang sesuai, seperti penetapan lahan sawah irigasi sesuai rekomendasi baku sawah dari ATR/BPN menjadi LP2B untuk mempertahankan produktivitas pertanian khususnya komoditas padi di Kota Madiun, peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan peningkatan pada aspek kesehatan, pendidikan maupun tenaga kerja agar dapat meningkatkan tingkat konsumsi penduduk akan bahan pokok. Perlu juga adanya diversifikasi produk bahan pokok untuk menggerakkan UMKM di Kota Madiun. (dw/sc)
Menindaklanjuti surat dari Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek nomor 1250/E5/AL.04/2024 tanggal 15 Oktober 2024, perihal Pemberitahuan
Menindaklanjuti surat dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat -Kemendikbudristek nomor Manual.164/E5/DT.05.00/2024 tanggal 15 Juli 2024 tentang Pengumuman
Dalam rangka mendukung kelancaran kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta menyiapkan insan peneliti yang mampu menghasilkan publikasi yang
Berikut kami sampaikan Panduan dan Materi Sosialisasi Program Grant Riset Sawit (GRS) 2023 Sehubungan dengan hal di atas, kami