sarang semut antarkan atria jadi doktor
Atria, dengan ilmu yang didapat selama empat tahun di ITS mampu menyulap sarang semut menjadi penghambat korosi. Penghambat ini digunakan pada baja yang diapaki di perusahaan minyak dan gas. Hal tersebut ia tuliskan pada disertasinya yang berjudul Sarang Semut (Myrmecodia Pendans) Sebagai Alternatif Inhibitor Korosi Pada Baja Api 5L Grade B.”Banyak orang yang berpikir sarang semut adalah benda mati, padahal ia adalah makhluk hidup menyerupai tumbuhan,” ujar Atria. Ia menyebutkan, penelitiannya ini merupakan penelitian awalan yang diinisasi olehnya sendiri.Saat presentasi di depan promotor dan para penilai, ia menyebutkan dengan mantap keunggulan proteksi korosi dengan sarang semut temuannya. Keunggulan tersebut antara lain, harga yang dipatok lebih murah. Kemudian bahan yang dipakai adalah bahan organik sehingga mudah didaur ulang, dan efesiensi yang hampir mencapai sempurna.”Biasanya perusahaan minyak dan gas menggunakan inhibitor korosi dari bahan anorganik karena reaksinya yang cepat,” terang wanita asli Surabaya ini. Menurutnya, kalau riset ini sudah disempurnakan maka bukan sebuah kemustahilan jika perusahaan besar menggunakan sarang semut untuk mencegah korosi pada baja mereka.Meskipun sarang semut hanya ditemukan di tanah-tanah tertentu, Dosen D3 Teknik Mesin ITS ini sangat optimis jika sarang semutnya bisa dibudidayakan. “Sudah ada orang biologi yang merekayasa tanah di Pulau Jawa agar bisa digunakan untuk budidaya sarang semut. Karenanya saya optimis sarang semut ini dapat diproduksi secara masal,” katanya bersemangat.Di akhir, Dr Ir Abdullah Shahab MSc yang menjadi promotor, meresmikan gelar doktor untuk Atria. Ia mengaku bangga dengan ibu dua anak ini karena mampu lulus empat tahun. “Setelah mendapatkan gelar doktor, anda nanti akan menjadi seorang pakar korosi. Jika ada masalah tentang korosi, yang dicari pasti anda,” pesan Shahab. (yan/hil).
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu