Tampilan aplikasi CLON (Claster of Education), aplikasi e-learning bagi penderita Autism Spectrum Disorder (ASD) karya tim mahasiswa ITS.
12 Juli 2020
Dalam masa pandemi seperti sekarang ini proses pembelajaran kerap dilakukan melalui media jaringan (daring). Sayangnya media pembelajaran tersebut pada umumnya masih sulit diakses oleh murid berkebutuhan khusus. Berangkat dari permasalahan ini, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembangkan aplikasi Claster of Education (CLON) untuk bantu para penyandang disabilitas jalani proses pembelajaran daring.
Aplikasi e-learning yang diciptakan untuk para penderita Autism Spectrum Disorder (ASD) ini dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar siswa SLB dengan metode take and give dimana siswa dapat mengerjakan soal sesuai petunjuk untuk menerapkan perilaku beretika yang baik di masyarakat melalui visualisasi gambar yang menarik.
Ketua tim, Hafizh Muhammad Rozaan menjelaskan bahwa siswa nantinya akan dipandu kemudian diberi reward atas prestasi yang mereka capai. “Hal ini membutuhkan koordinasi dengan orang tua,” ungkapnya.
Aplikasi garapan Hafizh Muhammad Rozaan, Rifqi Nadhif Arrafid, Galih Syifa’ul Ummah, Cahyo Aji Roliono, dan Yohanes Jose Ariawan ini memiliki empat fitur utama yang berguna untuk keperluan pembelajaran siswa SLB yakni Learning Journey, Quiz, Pengembangan Diri dan Social Experience.
Fitur Learning Journey berisi pembelajaran harian seperti pengenalan huruf, angka maupun warna. Dengan mengerjakan tugas pada hari tersebut siswa akan mendapat sejumlah poin. Sementara itu dalam fitur Quiz siswa akan diberi persoalan mengenai pertanyaan kepribadian selama satu kali sehari. Setelah menjawab pertanyaan siswa akan mendapat reward sebagai bentuk apresiasi.
Sedangkan untuk fitur Pengembangan Diri, siswa dapat meningkatkan kemampuan visual dan kepekaan otak kiri dengan menyelesaikan teka-teki berupa gambar yang unik dan menarik. Tak hanya itu, dalam fitur Social Experience siswa dipandu untuk mengimplementasikan sikap positif di lingkungan sekitar sehingga siswa diharapkan dapat menpagijaga kestabilan emosinya dalam suasana yang positif melalui melakukan kegiatan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).
Tampilan dari fitur utama dalam aplikasi CLON pada ponsel pintar.
Aplikasi yang sukses menyabet Medali Emas dalam ajang Internasional Online Competition Inventions vs Corona yang diselenggarakan International Federation of Inventors’ Association (IFIA) ini juga memiliki fitur tambahan bernama report yang akan mengirimkan grafik perkembangan siswa berdasar pekerjaan yang telah mereka selesaikan kepada pihak pendamping selaku pihak ketiga. Selanjutnya, pihak pendamping dapat mengolah langsung dan menyimpulkan seberapa banyak siswa mengalami peningkatan kinerja otak.
Merupakan aplikasi dengan konsep pembelajaran bagi penderita ASD yang diklaim belum pernah ada sebelumnya, CLON akan menerapkan machine learning dalam sistemnya yang akan mengklasifikasikan tingkat kecerdasan siswa berdasar hasil uji pada empat fitur utama ke dalam database. “Semakin baik siswa mengerjakan soal maka hari selanjutnya aplikasi akan memberikan soal yang lebih sulit sesuai kemampuan IQ mereka, begitu juga sebaliknya,” jelas Hafizh.
Sertifikat Gold Medal yang diraih Hafizh Muhammad Rozaan, Rifqi Nadhif Arrafid, Galih Syifa’ul Ummah, Cahyo Aji Roliono, dan Yohanes Jose Irawan dari ITS.
Dalam perancangan dan pengembangan aplikasi, tim yang terdiri atas mahasiswa asal Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dan Departemen Sistem Informasi ini melakukan pembagian tugas sesuai keahlian masing-masing.
Yohanes Jose Ariawan mahasiswa Departemen Sistem Informasi sekaligus Full Stack Software Developer aplikasi CLON mengungkapkan tantangan utama yang dihadapinya dalam masa pengembangan aplikasi adalah waktu yang terbatas. “Kami mengerjakan aplikasi dalam waktu enam hari,” ujarnya.
Backend sekaligus Frontend Developer CLON, Yohanes Jose Ariawan bersama prototipe aplikasi garapannya.
Sukses memenangkan penghargaan di kancah Internasional, Pria yang akrab disapa Jose ini mengaku dirinya bersyukur dan senang karena prestasi membanggakan ini juga menjadi pembelajaran berharga untuknya. “Kami harap tentunya dapat menginspirasi segala pihak untuk terus belajar dan berkarya,” pungkas mahasiswa Angkatan 2018 tersebut mengakhiri. (rys)
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu