News

Hobi Jadi Prestasi: Kisah Azril Fathoni Taklukan Dunia Cyber Security

Kam, 24 Apr 2025
12:00 am
Berita Terkini
Share :
Oleh : adminelectics   |

Gambar: Mewakili Timnya, Azril Menerima Penghargaan pada Ajang Netcomp.

Bermula dari rasa penasaran dan kesenangan menyelesaikan tantangan, Muhammad Azril Fathoni, mahasiswa Teknologi Informasi ITS, menjadikan kompetisi Capture The Flag (CTF) sebagai ruang belajar sekaligus ladang prestasi. Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa juga fulltime infosec consultant, Azril terus aktif mengikuti kompetisi keamanan siber dan menorehkan berbagai pencapaian nasional.

 

Gambar: Azril Bersama Timnya saat Berlaga di Ajang Perlombaan.

Terbaru, Azril bersama tim “Fried Fermented Soybean”, yang tergabung dalam komunitas Heroes Cyber Security berhasil meraih Juara 1 di National Network Competition 3.0 (Netcomp) yang diselenggarakan oleh UGM. Bersama Muhammad Fawwaz Razani (Sistem Informasi) dan Jericho Nathanael Chrisnanta (Teknik Informatika), mereka membagi peran sesuai keahlian masing-masing, Azril di web exploitation, Razani di binary exploitation, dan Jericho di reverse engineering. “Kalau ada yang stuck, kami saling bantu. Intinya, kerja sama jadi kunci,” ungkap Azril.

 

 

Gambar: Azril bersama timnya saat menerima penghargaan pada ajang Hology.

Dalam kompetisi lain seperti Hology Filkom UB, tantangan juga hadir saat mereka kesulitan menyelesaikan soal binary exploitation. Namun, dengan strategi adaptif dan fokus pada kategori lain, tim “Sogno di Volare” tetap bisa tampil kompetitif.

 

Meski kini dikenal sebagai peserta andal, perjalanan Azril tak selalu mulus. Ia mengaku sempat ingin menyerah di awal-awal terjun ke dunia CTF. “Waktu itu rasanya susah banget untuk bisa bersaing, apalagi lihat yang lain udah jago-jago. Tapi akhirnya saya ubah mindset, dari yang ingin menang jadi ingin belajar dan have fun,” jelasnya.

 

Azril mengaku terinspirasi dari sosok Achmad Zaenuri (Sistem Informasi 2019), yang sudah sering mengikuti dan memenangi kompetisi internasional. Kini, Azril pun memiliki misi jangka panjang menjadi seorang edukator di bidang keamanan siber, khususnya di Indonesia.

 

Ia juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan cyber security di Indonesia. Menurutnya, banyak kursus berbayar yang lebih menekankan cara cepat menghasilkan uang, tanpa membekali peserta dengan dasar yang kuat seperti ethical hacking, programming, dan networking. “Padahal, fundamental itu penting banget untuk berkembang secara berkelanjutan,” tegasnya.

 

Untuk mahasiswa yang ingin mulai terjun ke dunia ini, Azril menyarankan untuk mencoba kompetisi CTF pemula dan bergabung dengan komunitas sebagai support system. “Jangan takut ketinggalan. Nikmati prosesnya, dan jangan bandingkan dirimu dengan orang lain.”

 

Azril menyampaikan terima kasih kepada komunitas Heroes Cyber Security yang telah menjadi rumah belajarnya di ITS, serta menyampaikan harapan kepada kampus tercinta.

“Semoga ITS bisa memberikan dukungan lebih kepada teman-teman yang ingin ikut lomba secara mandiri. Banyak yang kesulitan soal transportasi dan akomodasi.”

Penulis: Humas FT-EIC ITS

Latest News