Kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bidang bahari di Indonesia sangatlah besar. ITS terus mengembangkan riset dan inovasinya dengan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan teknologi maritim. Berbagai desain kapal karya ITS telah diakui di tingkat internasional, diantaranya kapal tenaga surya yang dirancang memiliki kecepatan maksimal melalui riset bentukan dan arsitektur kapal. Juga terdapat kapal berbahan bambu yang telah mendapat penghargaan Institution Medal of Distinction dari Royal Institute of Naval Architects (RINA), Inggris. Di sisi lain ITS juga mendukung pemerintah untuk mendukung keamanan negara yaitu dengan mengembangkan riset kapal perang.
Kelangkaan kayu sebagai material pembuatan kapal mengakibatkan kelangsungan industri kecil menengah (IKM) galangan kapal berbahan kayu menjadi tidak menentu. Kelangkaan ini mengakibatkan tingginya harga kayu yang berdampak pada harga kapal yang semakin tidak terjangkau. Inovasi penggunaan material bambu merupakan solusi sebab bambu memiliki jumlah populasi yang melimpah.
Saat ini, banyak kapal yang tidak mempunyai ijin memasuki wilayah Indonesia dan melakukan pencurian ikan atau illegal fishing. Faktor penyebabnya karena tidak adanya sistem teknologi informasi dan komunikasi yang bisa memantau keberadaan kapal- kapal yang melakukan illegal fishing. Hal ini diatasi dengan adanya Intelligent Maritim Transportation System (IMTS) yang dapat melacak keberadaan kapal illegal.
Berdasarkan data pada tahun 2009 terdapat 293 kecelakaan di laut Indonesia, dan sebagian kecelakaan tersebut terkait dengan fasilitas dan pipa yang ada dibawah laut. The International Maritime Organization (IMO) menyatakan kewajiban menggunakan Automatic Identification System (AIS) yang berfungsi sebagai sistem pelacakan otomatis untuk menghidari tabrakan kapal.