Sebuah prestasi gemilang telah diraih oleh tim mahasiswa yang dipimpin oleh seorang mahasiswa S2 Teknik Elektro ITS. Mereka berhasil memperoleh pendanaan sebesar $7,500 dari EPICS IEEE untuk proyek inovatif yang berjudul “Gili Genting Island’s Oxygen Conservation: IoT-Driven PV-RO for Salt and Drinkable Water Production”.
“Tantangan besar yang dihadapi dalam menyiapkan segalanya, termasuk ide dan merekrut anggota tim, kami hanya punya waktu satu bulan,” ujar Ema, ketua tim.
Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng., seorang profesor di Departemen Teknik Elektro, memberikan dukungan dan bimbingan yang sangat berharga bagi tim. Ema menyatakan bahwa ia mendapat informasi tentang pendanaan ini dari Prof. Hery dan dibimbing langsung oleh beliau. Waktu yang dimiliki Ema saat itu adalah satu bulan untuk mempersiapkan tim, ide, serta hal-hal lainnya. Ia mengaku cukup kewalahan dan sempat berpikir untuk mundur akan tetapi semangat terus membara untuk menyelesaikan proyek ini.
Setelah melalui perjalanan yang panjang, tim akhirnya terbentuk dengan empat anggota dan lima relawan, yang melibatkan mahasiswa dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari S1 hingga S3. Selanjutnya, dengan bimbingan dan saran dari Prof. Herry, khususnya dalam bidang keberlanjutan, mereka memutuskan untuk memanfaatkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penggunaan PVO atau solar surya untuk penerangan jalan di Pulau Gili Genting. Proyek PVO ini juga dipimpin oleh salah satu dosen Teknik Elektro, Prof. Dr. Ir. Anang Tjahjono, MT.
Guna memahami kebutuhan sebenarnya di lokasi, tim berangkat untuk survey secara langsung ke Pulau Gili Genting, Madura.
“Kami berangkat dengan semangat tinggi dari kampus ITS menuju lokasi hingga berhasil menemukan ide yang tepat setelah melalui berbagai rintangan dan lika-liku selama survei,” cerita Ema penuh antusiasme.
Visualisasi proyek IoT Driven RO Destilation
Tim memutuskan akan memanfaatkan energi yang dihasilkan POV untuk menggerakkan mesin RO sehingga mampu menghasilkan garam dan air siap minum. Tim juga memperhatikan kualitas air yang siap minum dengan kontrol menggunakan IoT dengan web based sehingga terdapat notifikasi kualitas air. Dalam proyek ini, tim menggandeng komunitas Karya Bahari – komunitas nelayan di pulau tersebut, garam dapat dimanfaatkan untuk pengawetan ikan dan air bersih yang dihasilkan menjadi sumber air alternatif bagi warga setempat. Produksi ini menghasilkan nol emisi karbon sebab menggunakan energi yang terbarukan yakni sinar matahari.
Prestasi ini membuktikan semangat dan dedikasi tim mahasiswa Teknik Elektro ITS dalam menghadirkan solusi inovatif untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat, serta mendapatkan pengakuan dari lembaga bergengsi seperti IEEE.
Anggota
Relawan:
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu