Tim Satgas PPKS dari ITS dan Unair bersama dengan civitas akademika dari F-SAD dan FT-EIC gelar sesi sosialisasi PPKS di ruang sidang Rektorat ITS.
Kekerasan seksual di lingkungan kampus bukan lagi sekadar isu, tetapi tantangan serius yang perlu ditangani dengan bijak dan tegas. Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), isu kekerasan seksual di lingkungan kampus ditangani oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). PPKS ini bertugas untuk menyediakan saluran pelaporan dan memberikan pendampingan kepada korban. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah mengadakan sosialisasi, yang kali ini melibatkan Dekan Fakultas Sains dan Analitika Data (F-SAD) dan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) beserta civitas akademiknya, Ketua PPKS beserta anggotanya, dan para peserta dari dua fakultas tersebut.
Dr. Susi Agustina Wilujeng, S.T., M.T., yang kini menjabat sebagai Ketua Satgas PPKS ITS, menggantikan Dr. Aliyah sejak Mei 2024, menekankan peran satgas dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif.
“Kami telah menyediakan berbagai saluran pelaporan yang mudah diakses, termasuk melalui surel ka.ppks@its.ac.id, media sosial Instagram satgasppks.its, dan layanan pengaduan online lewat its.id/m/RuangAmanITS,” ujar Dr. Susi Agustina Wilujeng, S.T., M.T.
Dekan F-SAD, Prof. Hamzah Fansuri, S.Si., M.Si., Ph.D., serta Dekan FT-EIC, Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T., turut mendukung penuh upaya ini. Prof. Hamzah menyoroti perlunya pemahaman yang lebih dalam tentang batasan perilaku yang pantas di lingkungan akademik untuk mencegah kekerasan seksual. Sementara itu, Dr. I Ketut Eddy Purnama menegaskan komitmen ITS dalam memberantas segala bentuk kekerasan seksual dan menciptakan lingkungan yang aman bagi seluruh sivitas akademika.
Prof. Dra. Myrtati Dyah Artaria, M.A., Ph.D., sebagai Ketua Satgas PPKS Unair, saat menyampaikan sosialisasi mengenai PPKS kepada civitas akademika F-SAD dan FT-EIC ITS.
Prof. Dra. Myrtati Dyah Artaria, M.A., Ph.D., sebagai Ketua Satgas PPKS dari Universitas Airlangga (Unair), dengan tegas menggarisbawahi urgensi edukasi PPKS di lingkungan kampus. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai bentuk kekerasan seksual, baik yang bersifat verbal, non-fisik, fisik, maupun yang terjadi melalui teknologi informasi dan komunikasi. Langkah ini penting agar seluruh sivitas akademika dapat lebih peka terhadap masalah ini dan siap bertindak tegas dalam mencegah serta menanggulangi kasus-kasus yang terjadi.
Menurut Prof. Myrtati, terdapat 21 bentuk kekerasan seksual yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021. Namun, banyak kasus tidak dilaporkan karena korban merasa takut atau malu.
“Ketakutan ini sering kali disebabkan oleh posisi atau kekuasaan pelaku yang lebih tinggi,” kata Prof. Myrtati. Maka dari itu, edukasi dan pendampingan bagi korban sangatlah penting agar mereka berani melangkah maju dan melapor.
Dengan sosialisasi dan langkah-langkah konkret, ITS berkomitmen untuk menjadi teladan dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi serta menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman bagi semua.
Surabaya, 4 September 2024 – Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan acara Konsinyering Pengisian Sosialisasi Lembar Kerja
Institut Teknologi Sepuluh Nopember melalui Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) kembali membuktikan kiprahnya dalam inovasi berbasis keberlanjutan.
Konsinyering dan Pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Inspirasi DIKTI Fakultas Vokasi ITS 7-8 Desember 2024, Hotel Pohon Inn Batu