Tim Pengembang Sistem Smart Mobile Inclusive Learning (SMILE)
Inovasi tidak mengenal batas, hal ini dibuktikan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Melalui proyek berjudul Smart Mobile Inclusive Learning (SMILE), mereka mengembangkan alat terapi fisik berbasis AI yang dapat memberikan pembelajaran inklusif dan terapi fisik yang menyenangkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng, selaku supervisor, menawarkan mahasiswanya untuk mengikuti program Engineering Projects in Community Service (EPICS) dari IEEE. Terbentuklah tim yang terdiri dari mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Elektro ITS, yaitu Endah Suryawati Ningrum, Gede Aditra Pradnyana, Fayruz Rahma, Farah Zakiyah Rahmanti, dan Moch. Iskandar Riansyah. Dengan bimbingan Dr. Eko Mulyanto Yuniarno,S.T.,M.T. dan Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng, tim ini mengajukan proposal untuk mengembangkan sistem pembelajaran inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, yang kemudian mendapatkan hibah EPICS dari IEEE untuk periode April 2023 hingga April 2024. Hibah ini menyediakan peralatan seperti monitor, komputer, mouse, keyboard, kamera, dan alat lainnya.
Proyek SMILE ini dirancang khusus untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, terutama mereka yang memiliki kekakuan pada sendi sehingga sulit untuk bergerak. Teknologi yang diterapkan menggunakan motion detection, di mana anak-anak dapat bermain game yang dirancang untuk membantu terapi fisik mereka. Dalam game tersebut, anak-anak harus menggerakkan tangan mereka untuk memindahkan objek di layar, seperti memasukkan buah ke dalam keranjang.
Proses pengembangan sistem dimulai dengan pengumpulan kebutuhan proyek melalui angket, wawancara, dan observasi di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surabaya. Tantangan utama yang dihadapi adalah mengontrol sensor kamera yang terkadang salah mendeteksi objek. Selain itu, dari hasil pengujian, ditemukan bahwa anak-anak kesulitan untuk menggenggam objek, sehingga permainan diubah agar tidak membutuhkan gerakan menggenggam.
Penggunaan Sistem SMILE oleh anak berkebutuhan khusus
Tim juga mengembangkan sebuah website yang memuat rekam medis pasien serta memberikan reward dalam bentuk video pembelajaran kognitif setelah menyelesaikan level tertentu dalam permainan SMILE.
“Kami ingin melatih anak-anak tidak hanya dari aspek motorik, tetapi juga dari aspek kognitif,” kata Gede Aditra Pradnyana, mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Elektro ITS.
Ke depan, tim berharap sistem ini dapat digunakan secara berkelanjutan dan terus bermanfaat. Mereka juga berencana untuk mengajukan proposal ke program hibah lainnya untuk pengembangan lanjutan. “Kami ingin memastikan bahwa proyek ini tidak berhenti setelah masa hibah selesai, tetapi terus berlanjut agar tujuan utama membantu anak-anak berkebutuhan khusus benar-benar tercapai,” ungkap Endah Suryawati Ningrum, selaku ketua tim.
“Kami juga berharap mahasiswa lainnya untuk berpartisipasi dalam program hibah dan pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Fayruz Rahma, salah satu anggota tim. Dengan semangat dan rasa empati untuk membantu, mahasiswa ITS berhasil menciptakan senyuman di wajah anak-anak yang membutuhkan. Proyek SMILE merupakan perwujudan nyata dari hal tersebut yang mendorong inovasi teknologi berkembang serta memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dalam era digital yang berkembang pesat, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk memberikan solusi terhadap masalah
Departemen Teknik Informatika, yang merupakan jurusan di Fakultas Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Tim “Frequency Freaks” dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS, berhasil meraih medali perunggu