Sorry, no posts matched your criteria.
(Dari kiri) Tim mahasiswa ITS terdiri dari Serli Dwi Rahayu, Zela Marni Safitri, dan Muhammad Asyam Dzaky
Kampus ITS, ITS News – Perkuliahan daring tidak menghalangi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk selalu merancang inovasi baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Seperti halnya tiga orang mahasiswa dari Departemen Teknologi Rekayasa Kimia Industri berhasil menciptakan inovasi lewat penelitian mereka yang menghasilkan kopolimer gel penyerap ion logam berat.
Tim yang diketuai oleh Zela Marni Safitri ini beranggotakan beranggotakan Muhammad Asyam Dzaky dan Serli Dwi Rahayu. Ketiganya berhasil menciptakan kopolimer gel sebagai adsorben (zat penyerap) berbasis N-Isopropylacrylamide (NIPAM) kitosan dan asam akrilat. Kopolimer gel sendiri merupakan senyawa besar (polimer) yang dibentuk oleh lebih dari satu jenis molekul kecil (monomer), sementara NIPAM merupakan monomer yang sensitif terhadap suhu.
Menurut keterangan Zela, kopolimer gel yang dihasilkan timnya merupakan adsorben yang mampu meningkatkan penyerapan ion logam berat pada limbah hasil proses pelapisan logam (electroplating). Dengan demikian, adsorben itu bisa memisahkan ion berbahaya dari limbah industri tanpa menghasilkan limbah sekunder.
Skema regenerasi kitosan yang menjadi adsorben ion logam berat
Kopolimer gel gagasan mereka dapat mengadsorpsi limbah secara serentak dan dua arah yaitu dalam proses penyerapan serta pelepasan molekul. “Keberadaan ion logam berat pada limbah tersebut merupakan masalah serius apabila dibuang tanpa pengolahan pendahuluan (pretreatment),” terang Zela.
Mahasiswi kelahiran 1998 tersebut menjabarkan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh masifnya perkembangan industri otomotif, peralatan elektronik, konstruksi, dan lain-lain yang mengakibat permintaan produk yang menggunakan pelapisan logam semakin meningkat. Zela memberi informasi bahwa proses pelapisan logam itu sendiri menghasilkan limbah yang mengandung ion logam berat sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang tidak bisa diuraikan secara biologis sehingga berpotensi merusak ekosistem perairan maupun kehidupan manusia.
Pencapaian Tim ITS yang diketuai Zela Marni Safitri di Pimnas ke-33 dengan meraih medali perak kategori Poster
Metode penelitian yang digunakan ketiga mahasiswa tersebut adalah studi literatur melalui jurnal yang kredibel. “Jurnal yang dicari berfokus pada beberapa komponen utama yaitu karakteristik kitosan sebagai adsorben, karakteristik asam akrilat sebagai adsorben, karakteristik NIPAM, derajat keasaman atau temperatur sensitive, dan stimuli-responsive gel (senyawa yang mampu bereaksi, merasakan, dan merespons rangsangan eksternal, red),” papar staf ahli keprofesian di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Industri tersebut.
Gadis kelahiran Pamekasan itu juga sempat mengalami beberapa kendala selama proses penelitian yang dilakukan. Zela menyebut, tantangan utama yang dirasakan adalah peralihan sistem perkuliahan dari luring menjadi daring sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19.
Perubahan sistem tersebut berpengaruh kepada proses penelitian yang tim Zela lakukan, di mana penelitian yang semula menggunakan laboratorium menjadi beralih ke studi literatur. Belum lagi, metode penelitian yang tim Zela gunakan cenderung baru sehingga mencari data pendukung memakan waktu yang lama dan sulit didapat.
Tim Zela Marni Safitri dari ITS juga berhasil membawa pulang medali perak Pimnas ke-33 dalam kategori Presentasi
Namun, berkat kerja keras seluruh anggota tim, hasil penelitian tersebut berhasil menyumbang dua medali perak dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 kategori Presentasi dan Poster bidang Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang dihelat secara daring, belum lama ini.
Zela berharap supaya kopolimer gel hasil penelitian timnya dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian di laboratorium sehingga dapat bermanfaat bagi ITS dan masyarakat, khususnya industri yang menghasilkan limbah ion logam berat. “Seperti yang sudah kita ketahui bahwa limbah ion logam berat ini adalah limbah yang tergolong sebagai B3,” pungkas Zela di akhir wawancara. (jev/HUMAS ITS)