Dari Bangkalan ke Belanda: Perjalanan Mewujudkan Mimpi dan Menaklukkan Tantangan

Hai, nama saya Denta Bramasta Hidayat, tetapi teman-teman saya cukup memanggil saya Denta. Saya lahir pada 29 Agustus 2002 di kota yang hangat dan ramah, Bangkalan, tempat yang sangat dekat di hati saya. Perjalanan saya menuju Fontys University of Applied Sciences (UAS) adalah kisah tentang mimpi, tekad, dan eksplorasi.

Semuanya dimulai pada tahun 2020 ketika saya memulai perjalanan akademik saya sebagai mahasiswa Informatics IUP (International Undergraduate Program) di ITS. Sejak awal, saya bermimpi untuk bergabung dalam program internasional agar bisa merasakan hidup di luar Indonesia. Saya ingin keluar dari zona nyaman saya dan menantang diri sendiri untuk berkembang.

Pada tahun 2023, saya mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan program Double Degree di Fontys UAS di Belanda. Rasanya seperti mimpi bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri, merasakan budaya baru, dan membangun koneksi global. Meskipun meninggalkan keluarga dan teman-teman sangat sulit, saya selalu mengingatkan diri bahwa ini adalah langkah menuju pertumbuhan pribadi dan profesional.

Tiba di Belanda adalah pengalaman yang tak terlupakan. Pemandangan yang indah, transportasi publik yang efisien, dan komunitas yang ramah membuat saya merasa seperti di rumah. Sistem pendidikan di sana mendorong berpikir kritis dan kolaborasi, sesuatu yang sangat saya nikmati. Selama di Fontys, saya terlibat dalam berbagai kegiatan, baik akademik maupun non-akademik. Proyek kelompok, termasuk proyek nyata dari perusahaan, serta pertukaran budaya memperkaya pengalaman belajar saya. Di luar kelas, saya menjalin persahabatan seumur hidup, menjelajahi pedesaan Belanda yang indah, dan bahkan mencoba makanan khas setempat seperti stroopwafels dan poffertjes yang menurut orang sana enak. Namun, saya tetap berpikir bahwa pecel lele Indonesia tidak ada tandingannya!

Salah satu momen paling intens dan berkesan dalam perjalanan saya adalah sidang kelulusan. Di Fontys, sidang dilakukan secara terbuka, yang berarti siapa pun yang tertarik dengan proyek saya dapat hadir. Awalnya, saya terkejut mengetahui bahwa juri eksternal, termasuk para profesional dari industri, akan menilai laporan proyek saya. Rasanya menegangkan untuk mempresentasikan karya saya kepada para ahli di luar universitas. Namun, saya melihatnya sebagai tantangan untuk mendorong diri saya melampaui batas.

Hari sidang adalah hari yang mendebarkan namun tak terlupakan. Berdiri di depan para mentor, teman sejawat, dan juri eksternal, saya mempresentasikan proyek saya dengan percaya diri, mengetahui seberapa besar usaha yang telah saya lakukan. Saat saya menerima nilai tertinggi (A)—sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan—saya merasakan gelombang kelegaan dan rasa syukur. Itu adalah bukti dari kerja keras dan ketahanan saya sepanjang perjalanan ini.

Saya sangat bersyukur kepada diri saya sendiri yang telah bertahan, kepada orang tua dan teman-teman saya atas dukungan mereka yang tak tergoyahkan, serta kepada para mentor dan kolega yang membimbing saya sepanjang jalan. Keyakinan mereka terhadap saya membuat saya terus maju, bahkan di saat-saat tersulit.

Sebagai hasil dari kerja keras dan berbagai peluang luar biasa yang saya dapatkan, saya ditawari posisi penuh waktu sebagai Junior Fullstack Developer di ROOSH. Saya tidak bisa lebih bersyukur atas pencapaian ini—rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Dan saya benar-benar akan merindukan pecel lele Indonesia.

Bagi siapa pun yang mempertimbangkan perjalanan serupa, saran saya sederhana: percayalah pada diri sendiri, hadapi tantangan dengan berani, dan jangan pernah berhenti percaya pada potensi diri. Ingatlah bahwa kerja keras akan membuahkan hasil. Pengalaman ini telah mengubah saya, membentuk saya menjadi pribadi seperti sekarang, dan saya berharap kisah saya dapat menginspirasi orang lain untuk mengejar impian mereka dengan tekad yang kuat.