Pada hari Selasa hingga Rabu, 10-11 Desember 2024, Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kebutuhan dan Perkembangan Teknologi Radar di Indonesia” telah sukses dilaksanakan di Hotel Swiss-Belinn, Manyar, Surabaya. Acara ini merupakan inisiatif dari Tim riset teknologi radar Laboratorium Antena dan Propagasi, Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang bekerja sama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS. Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk para pengguna teknologi radar, pelaku industri, dan peneliti yang mendalami pengembangan radar, menjadikan diskusi ini sebagai ajang kolaborasi yang komprehensif dan strategis.
Teknologi radar kini menjadi elemen penting di berbagai sektor, baik militer maupun sipil, dengan fungsi yang beragam. Di bidang militer, radar digunakan untuk sistem pencarian, pertahanan udara, dan identifikasi, sedangkan di sektor sipil, radar diaplikasikan pada otomotif, navigasi, pengaturan lalu lintas, hingga pencitraan. Setiap jenis radar memiliki fungsi, parameter teknis, dan metode pemrosesan sinyal yang berbeda sesuai kebutuhan.
Perkembangan teknologi radar di Indonesia menunjukkan kemajuan positif, dari radar statis hingga radar dengan kemampuan scanning digital berbasis phased array. Inovasi terkini mengarah pada penerapan Software Defined Radar (SDR) yang memungkinkan pengaturan parameter dan pemrosesan melalui perangkat lunak. Teknologi SDR juga mendukung waveform modern seperti OFDM, yang lebih fleksibel dibandingkan teknologi sebelumnya, seperti CW dan FMCW. Tren ini membuka peluang besar untuk meningkatkan kemampuan radar lokal di berbagai sektor strategis.
Acara Focus Group Discussion (FGD) ini berlangsung selama dua hari dengan rangkaian kegiatan yang padat dan bermanfaat. Pada hari pertama, acara diawali dengan sambutan dari Prof. Gamantyo Hendrantoro selaku ketua tim peneliti tim riset radar Laboratorium antenna dan propagasi, yang memberikan pengantar mengenai pentingnya diskusi terkait kebutuhan dan perkembangan teknologi radar di Indonesia. Sesi selanjutnya diisi oleh para praktisi pengembang radar, yaitu Prof. Yuyu Wahyu dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Yussi selaku CEO dan Founder PT Radar Telekomunikasi Indonesia, serta Bapak Imam Prasojo selaku Technical Advisor dari PT Infoglobal. Ketiga narasumber ini memberikan pandangan komprehensif mengenai pengembangan teknologi radar di Indonesia, tantangan yang dihadapi, serta solusi inovatif yang telah dihasilkan.
Pada hari kedua, diskusi dilanjutkan dengan menghadirkan narasumber dari kalangan pengguna teknologi radar. Mereka adalah Kapten Laut Randika dari TNI Angkatan Laut (TNI AL), Lettu Lek Rakai dari TNI Angkatan Udara (TNI AU), dan Bapak Bayu Dewangga dari AirNav Indonesia yang mewakili pengguna radar di sektor sipil. Para narasumber ini memberikan wawasan praktis terkait kebutuhan spesifik, kendala operasional, dan harapan terhadap pengembangan radar di masa depan. Kolaborasi antara pengembang dan pengguna ini menjadikan diskusi semakin kaya dan membuka peluang solusi strategis untuk menjawab kebutuhan teknologi radar di Indonesia.
Dalam sesi pemaparan oleh para praktisi pengembang radar, Prof. Yuyu menjelaskan berbagai jenis radar yang saat ini berkembang, seperti radar pertahanan udara, radar cuaca, radar pencitraan Synthetic Aperture Radar (SAR), hingga radar deteksi tsunami. Selanjutnya, Dr. Yussi mempresentasikan radar pertahanan yang diproduksi oleh PT RTI sekaligus menguraikan tantangan dan keterbatasan teknologi radar di Indonesia saat ini. Sementara itu, PT Infoglobal turut memaparkan teknologi TDSA, sebuah sistem terintegrasi yang berbasis pemantauan lalu lintas udara dan mampu menampilkan data radar secara real-time.
Dalam sesi diskusi, TNI mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi terkait pengoperasian radar, seperti keterbatasan suku cadang, kurangnya teknisi yang terampil, serta minimnya personel yang mampu mengoperasikan radar secara optimal. Selain itu, TNI juga menyoroti perlunya modernisasi teknologi radar untuk mendukung kebutuhan pertahanan nasional. Sementara itu, AirNav Indonesia menyampaikan pentingnya penguatan sistem monitoring real-time yang lebih andal, ketersediaan dukungan suku cadang yang memadai, serta peningkatan interoperabilitas pada sistem pengawasan navigasi penerbangan guna memastikan efisiensi dan keselamatan dalam operasional penerbangan.
Pada hari Selasa hingga Rabu, 10-11 Desember 2024, Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kebutuhan dan Perkembangan Teknologi Radar
Permasalah limbah baterei mobil Listrik saat ini menjadi perhatian karena kebutuhan akan green energy dunia saat ini membuat kebutuhan
Salah satu upaya untuk pemercepatan hilirisasi produk penelitian pertahanan dan keamanan yang dihasilkan para peneliti di ITS adalah dengan