Al-Qur’an menyebutkan dalam Surat Ash-Shaffat ayat 6 bahwa Allah menjadikan “Al-Kawakib” sebagai hiasan di langit dunia. Para mufassir pada masa lampau memaknai kata “Al Kawakib” sebagai bintang. Padahal terdapat beberapa kata lain yang menunjukkan bintang, namun mengapa menggunakan kata tersebut sebagai bintang? Apakah keduanya memiliki makna dan objek yang sama? Bagaimana jika dibandingkan dengan pengetahuan kontemporer masa kini?
Simak penjelasan lengkapnya bersama Prof. Agus Purwanto, D.Sc., pada Ngaji Bakda Dhuhur : Ayat-Ayat Semesta melalui video berikut
https://youtube.com/live/t0r_2hwEKmg
Post Views: 0