Oleh : Prof. Agus Zainal Arifin S.Kom., M.Kom
Memang aneh, hari gini masih ada orang yang meremehkan Covid-19. Lebih aneh lagi, pakai dasar dalih agama (bukan dalil, tapi dalih). Mereka yakin sekali bahwa Tuhan tidak mungkin menyentuhkan Corona kepada dirinya yang dirasa sudah super “bertaqwa” itu. Kalau ada tenaga kesehatan menyuruh menjaga protokol kesehatan, malah dituduh mengambil keuntungan dari pandemi. Barangkali lupa bahwa batharul haq dan ghamthun nas (menentang logika kebenaran dan meremehkan orang lain) adalah definisi takabur (sombong). Dan setitik saja ada sombong, seseorang dilarang melewati pintu sorga.
Maka ironi, bahwa ada yang klaim tidak takut Corona disebabkan takut kepada Tuhan. Padahal Tuhan juga sudah memerintahkan di Al-Qur’an agar tiap orang harus menghindarkan diri dari bahaya. Walaa tulquu aydiyakum ilat tahlukati (Jangan biarkan dirimu jatuh dalam bahaya). Kalau memang seseorang benar-benar taqwa kepada Tuhan, maka mestinya mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya, yaitu menghindari bahaya virus mematikan itu.
Jadi logikanya begini, Tuhan melarang manusia membiarkan diri dalam bahaya. Manusia yang bertaqwa dengar, lalu patuh pada perintah itu (sami’na wa ato’na). Lalu mereka menjaga dirinya dengan masker, jaga jarak, cuci tangan, jauh dari kerumunan, dan tidak ke mana-mana yang tidak perlu. Sesimpel itu jadi manusia yang bertaqwa.
Riwayat Hadis & Terjemah الأذكار النووية – (1 / 82)227 – وروينا في كتابي الترمذي وابن السني بإسناد فيه
PendahuluanDiskusi mengenai boikot dan demonstrasi dalam mendukung Palestina menampilkan berbagai pandangan yang menunjukkan pentingnya kedua tindakan ini. Artikel ini
– وعن أنس – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ أَبُو بكر لِعُمَرَ رضي الله عنهما بَعْدَ