Kriptografi

Buku Interaktif MathJax example SageMathCell

Kriptografi

Laboratory of Analysis, Algebra and Mathematical learning
Department of Mathematics-ITS

Bab 1: Pengantar

Kryptografi, atau kriptologi (berasal dari Bahasa Yunani Kuno: masing-masing adalah κρυπτός, transliterasi: kryptós "tersembunyi, rahasia"; dan γράφειν graphein, "menulis", atau -λογία -logia, "kajian"), adalah praktik dan kajian tentang teknik untuk komunikasi aman di hadapan perilaku bermusuhan. Secara lebih umum, kriptografi adalah tentang membangun dan menganalisis protokol yang mencegah pihak ketiga atau publik membaca pesan pribadi. Kriptografi modern berada di persimpangan antara disiplin ilmu matematika, ilmu komputer, keamanan informasi, teknik elektro, pemrosesan sinyal digital, fisika, dan lainnya. Konsep inti yang terkait dengan keamanan informasi (kerahasiaan data, integritas data, autentikasi, dan non-repudiasi) juga menjadi pusat kriptografi. Penerapan praktis kriptografi meliputi perdagangan elektronik, kartu pembayaran berbasis chip, mata uang digital, kata sandi komputer, dan komunikasi militer.

Kriptografi sebelum era modern secara efektif identik dengan enkripsi, mengubah informasi yang dapat dibaca (plaintext) menjadi teks yang tidak dapat dipahami (ciphertext), yang hanya dapat dibaca dengan membalikkan proses (dekripsi). Pengirim pesan terenkripsi (berkode) membagikan teknik dekripsi (decoding) hanya dengan penerima yang dituju untuk menghalangi akses dari musuh. Literatur kriptografi sering menggunakan nama "Alice" (atau "A") untuk pengirim, "Bob" (atau "B") untuk penerima yang dituju, dan "Eve" (atau "E") untuk musuh yang menguping.

Sejak perkembangan mesin sandi rotor pada Perang Dunia I dan munculnya komputer pada Perang Dunia II, metode kriptografi menjadi semakin kompleks dan penerapannya semakin bervariasi.

Kriptografi modern sangat didasarkan pada teori matematika dan praktik ilmu komputer; algoritma kriptografi dirancang berdasarkan asumsi kekerasan komputasi, membuat algoritma tersebut sulit ditembus dalam praktik nyata oleh musuh mana pun. Meskipun secara teori dimungkinkan untuk membobol sistem yang dirancang dengan baik, namun dalam praktiknya hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Skema seperti itu, jika dirancang dengan baik, oleh karena itu disebut "aman secara komputasi". Kemajuan teoritis (misalnya, perbaikan dalam algoritma faktorisasi bilangan bulat) dan teknologi komputasi yang lebih cepat memerlukan desain ini untuk terus dievaluasi ulang dan, jika perlu, diadaptasi. Skema informasi yang aman secara teoritis dan terbukti tidak dapat ditembus bahkan dengan daya komputasi yang tidak terbatas, seperti one-time pad, jauh lebih sulit untuk digunakan dalam praktik dibandingkan skema terbaik yang secara teoritis dapat dipecahkan namun aman secara komputasi.

Pertumbuhan teknologi kriptografi telah mengangkat sejumlah permasalahan hukum di Era Informasi. Potensi penggunaan kriptografi sebagai alat spionase dan hasutan telah menyebabkan banyak negara mengklasifikasikannya sebagai senjata dan membatasi atau bahkan melarang penggunaan dan ekspornya.

Di beberapa yurisdiksi yang melegalkan penggunaan kriptografi, undang-undang mengizinkan penyelidik untuk memaksa pengungkapan kunci enkripsi untuk dokumen yang relevan dengan penyelidikan. Kriptografi juga memainkan peran utama dalam pengelolaan hak digital dan sengketa pelanggaran hak cipta terkait media digital.

Post Views: 985