Sebagai sebuah lembaga eksekutif (pelaksana kegiatan) di tingkat Institut, wajar dan sangat wajar jika Badan Eksekutif Mahasiswa ITS (BEM ITS) menerima banyak tuntutan akan sebuah kesempurnaan fungsi dan sosok ormawa ideal. Salah satu yang selama ini sering disorot adalah ketidakmampuan BEM dalam memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh mahasiswa ITS.
Terlepas dari metode polling yang tidak cukup layak untuk dikatakan mewakili segenap mahasiswa ITS – yang memungkinkan satu orang pengunjung memilih berkali-kali dengan pilihan yang sama – BEM memandang bahwa polling tersebut sah-sah saja jika dijadikan suatu bahan kajian untuk kebaikan bersama.
Jika dikatakan selama ini BEM kurang memberikan manfaat kepada seluruh mahasiswa, saya katakan itu bisa jadi benar. Dengan sebuah catatan bahwa manfaat itu diartikan sebagai manfaat langsung (direct advantage) yang diperoleh setiap satu individu mahasiswa dari BEM. Namun jika kita lihat dari perspektif manfaat tidak langsung (indirect advantage), maka hasil polling tersebut bisa jadi tidak akurat.
Contoh sederhana, saat seorang mahasiswa ITS mengikuti forum pelatihan LKMM Tingkat Menengah (yang selama ini dilaksanakan oleh BEM ), maka sekembalinya ia dari pelatihan tersebut ia akan dapat memberikan sesuatu yang lebih ke HMJ-nya dibandingkan dia tidak mengikuti LKMM-TM. Berikutnya dengan lebih meningkatnya kinerja HMJ yang bersangkutan maka tidak dapat dikatakan manfaat itu tidak diperoleh anggotanya yang adalah mahasiswa ITS.
Demikian juga dengan berbagai pembelajaran yang didapat dengan adanya BEM. Secara tidak langsung, para mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia institut akan mendapatkan berbagai ilmu dan pengalaman baru (formal maupun informal) dari kegiatan mereka di tingkat institut. Minimal, interaksi dengan berbagai komunitas dengan beragam corak dan warnanya mau tidak mau akan membangun sebuah pola pikir yang berbeda dengan apa yang selama ini mereka temui di jurusan. Secara tidak langsung pula, komunitas di mana ia berasal akan terwarnai oleh para aktivis tersebut.
Di samping itu, BEM sebagai lembaga juga tidak bisa membiarkan mahasiswa ITS larut dan terlarut dalam pragmatisme sesaat. Sering terlontar ungkapan bahwa BEM harus memenuhi kebutuhan mahasiswa dengan berbagai kegiatannya. Jika itu terpenuhi akan muncul kekhawatiran baru mengenai semangat juang dan kemandirian mahasiswa ITS dalam menyelesaikan berbagai permasalahannya. Ujung-ujungnya, ketergantungan kepada BEM akan semakin tinggi. Dan ini bukanlah Model Ideal Mahasiswa ITS yang diinginkan sebagaimana tercakup dalam TAP MUBES III ITS nomor 2, sebagai wujud keinginan dari seluruh Lembaga Kemahasiswaan di ITS.
Terlepas dari itu semua, BEM sebagai 'balita' berusia 4 tahun memang masih harus banyak belajar. Segmentasi mahasiswa ITS yang mengharapkan pengembangan dalam bidang keilmuan harus pula mendapat perhatian.
Juga karya-karya mahasiswa yang selama ini kurang mendapatkan publikasi secara meluas sehingga terbentuk image bahwa mahasiswa ITS tidak mampu berkarya, selain serial Widya Wahana yang cukup monumental itu. Menyikapi hal ini, BEM berupaya menanganinya dengan pembentukan Departemen Iptek yang saat ini dikepalai oleh sdr Tatas (T. Sipil '99). Dengan demikian, insya Allah akan semakin besarlah cakupan mahasiswa yang mendapatkan direct advantage dari BEM ITS.
Akhir kata, ke depannya BEM ITS berharap bahwa akan banyak sekali masukan yang dialamatkan kepada kami untuk mampu memberikan sebuah perubahan yang berarti di kampus kita tercinta ini. Sistem yang memfasilitasi untuk itu telah ada, dengan keberadaan Legislatif Mahasiswa ITS (LM ITS sebagai lembaga representasi mahasiswa untuk periode ini diketuai oleh sdr Didik Setiyo Nugroho (T. Mesin '98).
Semoga ke depannya ITS akan semakin berjaya, seiring menguatnya eksistensi mahasiswanya alam berbagai kancah pendidikan Indonesia dan dunia.
VIVAT !!!
HIDUP ITS ! HIDUP ITS ! HIDUP ITS !
Kampus Perjuangan,
Presiden BEM ITS
Nugroho Fredivianus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi