ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

BEM FTI Beri Pengobatan Gratis Warga Keputih

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Suasana kantor kelurahan Keputih kemarin (20/5) berbeda dari hari biasanya. Seharian kantor itu berubah fungsi menjadi klinik pengobatan gratis. Pengobatan gratis itu merupakan kegiatan bakti sosial (baksos) dari mahasiswa ITS yang tergabung dalam BEM FTI.

Baksos yang bertema ‘FTI Peduli’ itu melibatkan tak kurang delapan tenaga medis dari FK UNAIR, yang terdiri dari dua dokter dan enam dokter muda. Kedelapan tenaga medis itu akan menangani setidaknya seratus pasien warga keputih.

Tujuan utama diadakannya baksos ini, tak lain adalah sebagai bukti kepedulian mahasiswa terhadap kesehatan masyarakat sekitar dan juga apresiasi jiwa sosial mahasiswa ITS.

"ITS sendiri kan milik masyarakat. Jadi sudah selayaknya mahasiswa juga berbakti," ungkap Nuril, ketua panitia.

Dipilihnya Keputih sebagai tempat, menurut Nuril, dikarenakan berbagai hal, salah satunya adalah keadaan masyarakat Keputih yang pada umumnya golongan menengah ke bawah."Selain itu, kawasan Keputih dulunya juga dikenal sebagai daerah penampungan sampah kota Surabaya, " jelas cewek berjilbab itu.

Pemilihan tempat baksos ini ternyata cukup tepat, terbukti saat ITS Online menemui pasien-pasien di ruang tunggu. Kebanyakan dari pasien yang ditemui menyatakan senang akan diadakannya pengobatan gratis ini. Seperti yang dikatakan Ibu Helmi, warga Keputih Timur RW 03 RT 05. "Saya merasa sangat terbantu dengan pengobatan gratis seperti ini, soalnya kalau ke rumah sakit biayanya mahal, " katanya saat memeriksakan penyakit infeksi kandungan yang dideritanya.

Senada dengan Ibu Helmi, Djoko Sukiran, salah satu ketua RT di Keputih menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa ITS yang telah menggelar pengobatan gratis. "Kami sangat berterima kasih, arek ITS sebagai generasi penerus bangsa sudah membantu kami dalam hal kesehatan. Mudah-mudahan ada lagi," tutur Djoko yang mengaku punya masalah gatal kulit dan nyeri kepala ini.

Meskipun begitu, sempat juga acara sosial ini berjalan ‘semrawut’. Hal ini terlihat jelas ketika beberapa orang ikut menjadi pasien tetapi tidak bisa menunjukkan kartu berobat. Kartu berobat sendiri telah dibagikan melalui RW masing-masing. "Saya gak tahu, katanya langsung aja datang, " tutur salah satu warga. Beruntung, semua pasien tersebut mendapat pelayanan. "Kami telah menyebarkan seratus kartu, dengan harapan menjadi tertib, gak tahunya kok jadi gini. Syukurlah kita ternyata masih bisa melayani mereka semua," kata Nuril. (asa/ryo)

Berita Terkait