"BBM sulit didapat rakyat tambah mlarat " itulah salah satu tulisan poster yang dibawa oleh Mahasiswa ITS ketika unjuk rasa ke gedung DPRD Surabaya. Ini merupakan bentuk pernyatan sikap BEM ITS setelah pemerintah mengeluarkan kebijaksanan menaikan BBM, TDL, dan telepon.
Menurut kordinator lapangan (korlap) aksi unjuk rasa ini, Moammar Khadafi, alasan pemerintah menaikkan BBM, TDL, dan tarif telepon tak masuk akal. Karena subsidi yang ditanggung pemerintah sesungguhnya tak terlalu membebani. Namun hutang konglomeratlah yang memberatkan negara. Sehingga rakyat kecil yang menjadi korbannya. "Kalau pemerintah mau bersikap tegas terhadap para konglomerat tersebut, niscaya kenaikan BBM tak akan diberlakukan ," kata mahasiswa yang saat ini sebagai Kadept. Sospol BEM ITS.
Selain itu, tambahnya, jika subsidi dialihkan untuk kepentingan umum yang lain, ternyata tidak transparan. Malahan dana subsidi tersebut banyak dikorupsi. Seperti kasus dana bulog oleh ketua DPR Akbar Tandjung. "Sebenarnya pemberantasan korupsi perlu untuk ditegakkan", tegasnya.
Dan beberapa kenyataan lainnya seperti, kenaikan BBM, TDL, dan tarif telepon dikaitkan untuk menarik investor, pencabutan subsidi sebagai syarat dari IMF, perusahaan pemerintah banyak yang merugi, dan masih banyaknya penyelundupan BBM ke luar negeri. "Jadi tidak ada alasan pemerintah menaikkan harga BBM, TDL, dan telepon," katanya saat berorasi didepan gedung DPRD Surabaya.
Oleh karenanya, BEM-ITS mengaharapkan agar para elit politik, baik eksekutif maupun legislatif mau mendengarkan aspirasi rakyat, mengambil kebijaksanan penyelesaian hutang tanpa mengorbankan rakyat, memberikan teladan dengan pola sederhana, menyelesaikan kasus korupsi yang terjadi, dan tidak menjual diri bangsa kepada IMF."Inilah pernyataan kami, mahasiswa ITS sebagai salah satu komponen masyarakat", katanya.
Ada hal yang menarik dalam unjuk rasa kali ini. Sebanyak 10 tukang becak berpartisipasi dalam aksi ini. Mereka berjalan beriringan diiringi orasi sehingga menarik perhatian dari masyarakat sekitar.
Disamping itu, BEM-ITS juga berkesempatan menyerahakan secara simbolis 3 karung gabah ke pada H.Herman Rivai, wakil ketua DPRD Surabaya. Setelah sebelumnya diadakan happening art tentang sekelompok rakyat yang diberikan sumbangan beras tetapi beras sumbangan itu adalah gabah. Sehingga mereka marah dan mengajak mahasiswa untuk memperjuangkannya.(rom/rif)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan