Ini dialami pasutri M. Saiful, 37 tahun dan Ny Mashuda, 32 tahun. Warga Gebang Lor itu kemarin mendapat musibah yang cukup berat. M. Rizal, anak bungsunya yang masih berumur 6 tahun, ditemukan tewas mengambang di kolam belakang Graha ITS.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00. Saat itu Rizal bermain-main dengan lima orang temannya. Mereka mandi bersama di kolam tersebut. Ketika mandi bersama itu, tiba-tiba tubuh Rizal tenggelam. Setelah kira-kira 10 menit, tubuhnya mengambang, tapi sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.
"Saya sebelumnya sudah punya firasat tidak enak dengan anak saya itu. Setiap kali dia sakit, saya selalu mimpi dia kecebur sungai. Ternyata anak saya benar-benar tenggelam, dan akhirnya mati," ungkap Ny Mashuda, sambil menangisi kematian anak tercintanya yang masih duduk di kelas nol besar itu. "Tidak sekali saja mimpi seperti itu, tapi beberapa kali," tambah wanita berkulit hitam ini.
Sejak sering bermimpi buruk itu, sebenarnya Ny Mashuda sudah menceritakan ke suaminya, juga beberapa saudaranya yang lain. Namun, semuanya hanya menanggapi santai dan mengatakan kalau mimpi itu hanya bunganya orang tidur, sehingga tidak usah terlalu dipikirkan. "Tapi perasaan saya tetap tidak enak, sepertinya benar-benar akan terjadi," jelasnya.
Ternyata yang punya firasat buruk tidak hanya ibu Rizal. Ramelan, kakek Rizal (ayah Ny Mashuda) juga mengaku sempat bermimpi buruk tentang cucunya itu. Laki-laki 65 tahun ini menceritakan, tiga hari lalu, dia bermimpi melihat cucunya tewas kecebur sumur di belakang rumahnya. Dia sempat berusaha menolong korban dengan mengulurkan tangannya, tapi keburu tubuh bocah itu tenggelam.
"Setelah memimpikan cucu saya itu, saya kok punya sedikit keyakinan kalau dia akan meninggal karena tenggelam. Begitu siang tadi saya dikabari dia meninggal tercebur kolam, saya benar-benar kaget," kata Ramelan di sela-sela menerima tamu yang takziyah ke rumahnya, kemarin.
Kondisi ekonomi pasutri Syaiful dan Mashuda bisa disebut pas-pasan. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, mereka membuka toko pracangan di belakang rumahnya yang berukuran sekitar 3 x 4 meter. Setelah menikah hampir 15 tahun, mereka dikaruniai dua orang anak. Mereka adalah M Syaifuddin, kini 11 tahun dan duduk di kelas V SD, kemudian Rizal.
Siang kemarin, Rizal pamit ke ibunya bermain layang-layang di kampus ITS bersama temannya. Menurut Wahyudi, 7 tahun, salah seorang teman Rizal, usai main layang-layang, mereka sepakat untuk mandi di kolam yang luasnya sekitar 10 meter persegi itu.
Mula-mula, bocah-bocah itu hanya mandi di pinggir kolam. Namun, tiba-tiba Rizal menuju ke tengah. Padahal dia tak pandai berenang. Tak ayal, hanya dalam hitungan detik, tubuhnya tidak terlihat. Kejadian itu membuat temannya panik. Gatot Heri Purnomo, satpam ITS yang kebetulan sedang piket, lantas menuju ke lokasi setelah dilapori bocah-bocah tersebut.
Dengan dibantu dua orang warga, kolam itu pun diobok-obok. Tidak lama kemudian tubuh bocah nahas itu mengambang, tapi sudah menjadi mayat. "Mayatnya langsung diantar keluarganya ke RSUD dr Soetomo untuk visum. Kita menerima laporan, setelah mayatnya dipulangkan," kata Kapolsekta Sukolilo AKP Heru Purnomo SH.(sup)
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menguatkan tekadnya untuk membentuk generasi muda yang prestatif
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang