Anggapan bahwa kuliah di PTN masih bergengsi, nampaknya masih menancap kuat di benak para pendaftar program Diploma III di ITS. Ditambah lagi jumlah "kursi" yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah para pendaftar. Hal itu membuat calon mahasiswa baru memperebutkan bangku kuliah di program diploma sebagai langkah "jaga-jaga" dalam menghadapai pengumuman UMPTN.

Suasana ramai terlihat di Plasa dr Angka yang menjadi lokasi pendaftaran berbagai program diploma di ITS. Tidak kurang dari 4000 formulir pendaftaran telah terjual, jumlah ini akan terus bertambah terutama menjelang pengumuman UMPTN 6 Agustus nanti.

Para pendaftar itu mengganggap dengan mendaftar di D III dirinya akan lebih siap dalam menghadapi pengumuman. "Kalau sudah daftar gini saya kan lebih tenang lihatnya. Kalau ndak diterima masih ada peluang untuk kuliah", jelas Andre pendaftar asal Bojonegoro. Ia juga menjelaskan bahwa selepas UMPTN ia langsung mempersiapkan dirinya untuk menghadapi test-test diploma. "Sebelum dan sehabis UMPTN, saya ikut test di beberapa lokasi. Jadi persiapannya lebih mateng", jelas lulusan SMUN 1 Bojonegoro ini.

Alasan lain yang dikemukakan oleh beberapa pendaftar adalah gengsi kuliah di PTN. Susanna, pendaftar asal Nganjuk ini misalnya, ia mengatakan kuliah di PTN jauh lebih bergengsi. "Di dunia kerja nanti kan pasti ditanya, lulusan mana? Kalau dari swasta biasanya kan dipinggirkan walaupun tidak semua", kata gadis yang sejak seminggu lalu sudah berada di Surabaya ini. Ditambahkannya, selain di ITS Susanna juga mendaftar di Unair. " Pokoknya dimana yang diterima itu ya itu yang dijalani dulu. Misalkan nggak cocok, tahun depan ikut test lagi", jelas siswi yang lulus tahun 2001.

Pendaftaran yang dibuka 23 Juli dan ditutup 7 Agustus itu saat hari terakhir dibanjiri pendaftar. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang petugas. "Hari terakhir yang paling ramai, apalagi hari itu sesudah pengumuman UMPTN. Yang tak diterima langsung ke sini," jelasnya.

Meskipun tempat pendaftaran tampak ramai, tiap tahun pendaftaran D III mengalami penurunan sekitar 10 persen. Disinyalir penyebabnya adalah banyaknya program yang ditawarkan institusi maupun universitas lainnya. Ketua Panitia Pendaftaran D III, Zainal mengungkapkan,"Penyebabnya adalah banyaknya program yang ditawarkan". (har/sal)