Meski surat peringatan rektor telah turun untuk Kahima Geodesi, tak berarti tak ada camp di Geodesi. Camp khusus bagi mahasiswa ’01 Geodesi yang telah dijadwal sejak beberapa bulan lalu itu, tetap berlangsung sebagaimana adanya. Bahkan, konsekuensi bagi yang absen camp, tidak diperbolehkan mengambil mata kuliah selanjutnya.
Mengambil lokasi di kampus III Ubaya, Trawas, Mojokerto, camp geodesi dilangsungkan. Kegiatan yang diikuti seluruh mahasiswa Geodesi’01 ini, berjalan mulai Jumat hingga Minggu (19-21/9 ). Tak tanggung-tanggung, camp kali ini, langsung diawasi tiga orang dosen pembimbing. "Yah..ini untuk meminimalisir terjadinya kesalahan," ujar Khomsin, dosen Geodesi.
Namun menurutnya, kesalahan itu pasti terjadi, meski telah ada upaya pendampingan untuk meminimalisirnya. "Apalagi dengan keadaan medan yang berbukit seperti ini," jelasnya. Keadaan lokasi yang tidak bisa dibilang datar itulah, dapat menjadi biang kesalahan. "Anggap saja pembelajaran sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja."
Kegiatan camp ini memang didominasi pengukuran jarak dan sudut menggunakan waterpas serta theodolit. Dan mahasiswa sengaja diterjunkan langsung praktek ke lapangan. Dasar teori dan praktikum dasar pengukuran di lingkungan sekitar ITS yang dirasa telah cukup bagi mahasiswa, mendasari pelaksanaan kegiatan camp. "Camp ini sebagai aplikasi dari Ilmu Ukur Tanah I dan II, serta ilmu ukur lain yang telah mereka terima," ungkap dosen asal Demak ini.
Menurut Eva, salah seorang peserta camp, keadaan medan memang sangat menantang untuk melakukan kegiatan. Ditambah dengan orientasi lapangan yang cukup singkat, membuat mereka tidak begitu menguasai medan yang dihadapi. "Jadi, waktu kita melakukan pengukuran, kesalahan kerap sekali terjadi," ujar cewek ayu ini. Waktu pengukuran yang terbatas juga dikeluhkan oleh cewek berjilbab ini. "Jadi nggak yakin, data yang diperoleh ini benar-benar akurat," tandasnya.
Meski begitu, Eva mengaku cukup senang dengan kegiatan camp ini. Selain menambah wawasan dan ilmu dasar yang telah diperoleh, camp ini juga menambah kekompakan angkatannya. "Kan jarang banget, kita bisa keluar satu angkatan," terang Eva. (rin/har)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di