Tegang dan deg-degan, itulah yang dialami oleh 25 semi finalis kontes debat ini. Berbagai kiat jitu untuk menghilangkannya pun dilakukan. Ada yang terlihat serius dengan menghapal isi presentasinya, atau terlibat obrolan serius dalam bahasa inggris dengan teman disebelahnya, namun ada juga yang terlihat santrai sambil menikmati hidangan yang disediakan panitia.
Kontes dimulai, satu-persatu peserta dipersilahkan masuk. Di dalam ruangan, 4 orang dewan juri telah siap memberikan penilaian. Ketegangan dari para peserta semakin menjadi. Seperti yang dialami oleh Ahnan Alex. Wakil dari UNITOMO (Universitas Dr. Sutomo) ini bahkan terlihat sesekali menyeka keringatnya yang terus mengalir. "Saya harus memberikan hukuman mati pada para koruptor," ujarnya berapi-api. Hukuman mati seperti yang diberlakukan di China itu, menurutnya, sangatlah efektif untuk diterapkan di Indonesia. Jika seorang koruptor menggelapakan uang negara dalam jumlah besar, pastilah ia akan kehilangan nyawanya.
"Lalu berapakah harga sebuah nyawa itu?" tanya Dra. Lubna Algadrie Dipl.TEFL.MA, salah satu juri. Ditanya seperti itu ia pun terlihat serius berfikir, keringat mulai mengalir lagi. Peserta dengan nomor urut 5 ini kemudian menjawabnya dengan diplomatis bahwa semua itu tergantung seberapa besar kepentingan publik yang dirugikan oleh koruptor itu. Sesi pertanyaan telah usai, ia tampak lega, lalu berjalan menuju luar ruangan.
Lain Ahnan Alex, lain pula Marissa Cecillia. Mahasiswi UBAYA (Universitas Surabaya) ini terlihat pandai mengontrol emosinya. Mengenakan kemeja putih, ia kemudian mempresentasikan "janjinya" jika terpilih menjadi presiden nanti. Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ini memilih untuk tetap mempertahankan pengiriman TKI ke luar negeri. Presentasinya berlangsung tenang. Begitu juga saat dia sulit menjawab pertanyaan dari dewan juri. "Saya bukan orang ekonomi sih, ya.. jawab sebisanya," ujarnya pada ITS Online sambil tersenyum.
Babak semi finalis ini sendiri merupakan rangkaian dari ‘Debate Contest on Presidential Election for University Student’ yang diprakarsai oleh UPT Bahsa ITS. "Saat final besok (26/6), 10 finalis yang dipilih akan debat langsung di JTV," ujar Lubna. Direktur UPT Bahasa ITS ini menyebutkan ada 4 kriteria yang diuji pada para kontestan, yaitu ideas, fluency, accuracy, pronouncation, dan performance.
Lebih lanjut ia mengungkapakan bahwa kontes ini bertujuan untuk meningkatkan 2 skill (kemampuan) mahasiswa, yaitu menulis dan berbicara. "Tapi dalam bahasa Inggris tentunya," ujar wanita berkacamata ini.
Untuk itu, pihak UPT Bahasa juga mengundang juri dari British council (BC). Tony saputra, Local manager BC Surabaya ini terlihat serius menilai pendapat para peserta tentang TKI, hukuman mati bagi koruptor dan pinjaman luar negeri.(fit/ryo)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya