"Karya Pak Tantra ini sungguh-sungguh layak komersil. Ini adalah sejarah baru di ITS," tutur Dr. Ir. Suprapto, Dipl.Ing selaku manajer sentra HKI & promosi teknologi LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat) ITS. Seperti hasil yang telah didapat dari pengujian laboratorium dan lapangan, diketahui bahwa produk CDI Stanly ini mampu bersaing dengan produk otomotif unggulan Jerman, Bosch, sekalipun.
Saat dilakukan pengujian dalam sistem pembakaran mesin sederhana Rabu (13/10) kemarin di kantor LPPM ITS, terlihat saat TCI (transistor coil ignition) merk bosch dipasangkan, nyala api yang dihasilkan berwarna merah dan kecil. "Nah.. anda lihat sendiri, kan? Saat menggunakan CDI Stanly, nyala api biru dan sangat besar," ujar Ir. M. Harly, M.T, pembuat produk bernomor paten P00200400471 ini, bersemangat, kepada sejumlah wartawan yang hadir.
Dijelaskannya lebih lanjut, bahwa dengan nyala api atau kalor spark yang lebih besar dan panas, optimalisasi pembakaran dapat dilakukan hanya dengan sedikit bensin. Sehingga, ongkos pembelian bensin dapat ditekan seminim mungkin.
"Dan karena CDI Stanly ini produk lokal dengan bahan dan metode lokal pula, harga jualnya menjadi lebih murah," ujar alumni S2 ITS ini. Untuk perbandingan, ia kemudian menyebutkan beberapa produk unggulan dari luar negeri. Korea misalnya, TCI yang kini beredar dipasaran Indonesia dapat mencapai 310 ribu rupiah per unit, lebih lagi, produk TCI Jerman mencapai 900 ribu rupiah. "Dengan kualitas yang bersaing, TCI Stanly hanya dijual dengan harga 230 ribu rupiah saja," ungkapnya bangga.
Dengan penemuan spektakuler berjudul "Rancang Bangun Condensor Discharged Ignition (CDI) arus searah untuk Mesin Putaran-Putaran tinggi dan koil tegangan tinggi" ini, Tantra terpilih sebagai penerima penghargaan "Teknologi Industri Kreasi 2004" dari Depperindag. Bahkan kini, produk CDI Stanly telah diproduksi massal oleh VEDC (Vocational Education Development Center) Malang. "Hal itu membuktikan bahwa ITS turut menyumbangkan pemikirannya bagi kemajuan teknologi Indonesia. Sehingga ITS tidak akan dipandang sebelah mata lagi," jelas Suprapto.
RAMAH LINGKUNGAN
Sebuah pengembangan teknologi, haruslah yang ramah lingkungan. Dengan menganut prinsip ini, dipastikan keseimbangan alam dapat terus terjaga.
Begitu juga yang telah dilakukan oleh Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc Ph.D dengan penelitian CDI nya. Penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 1986 ini membuktikan bahwa kadar gas buang yang dihasilkan sistem pembakaran dengan CDI Stanly ini jauh lebih aman.
Dengan pengujian gas analyser pada toyota kijang 4k yang memiliki torsi standar 12 Kg.m/3500 RPM dihasilkan gas buang CO sebesar 11% vol, sedangkan dengan CDI Stanly hanya dihasilkan 13% vol. Seperti diketahui, gas berbahaya CO yang dihirup terus-menerus dapat mengakibatkan kematian karena hemoglobin darah lebih mudah mengikat Karbon Monoksida ini daripada Oksigen.
"Keunggulan dalam kualitas gas buang ini jugalah yang membuat kami yakin produk ini bisa bersaing di pasaran dunia nantinya," ujar Ir. M. Harly, M.T, dari VEDC Malang, produsen CDI Stanly ini.(ftr/Lin)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya