FTI mau tak harus mengakui keunggulan FTSP. Itu setelah regu tarik tambangnya yang terkenal kuat dan kokoh, harus menyerah pada FTSP di babak final tarik tambang dies natalis ITS, di taman alumni, kemarin (16/10).
FTSP dan FTI yang merupakan musuh bebuyutan dalam tarik tambang, berhadapan kembali pada babak final. "Sudah diramalkan, kalau mereka pasti ketemu di final," ujar Eko, pemain dari FTSP. Dengan komposisi pemain, masing-masing tim delapan orang, pertarungan FTSP dan FTI dimulai.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, FTSP menang mudah atas FTI. "Wong di FTSP ada grandongnya," kata Adi, penonton. Yang dimaksudkannya adalah Tyo, pemain yang menjadi superstar FTSP saat itu. Dengan bobot sekitar 150 kg. Tyo menjadi tumpuan FTSP untuk bisa memenangkan lomba tarik tambang ini.
"Terbantu sekali dengan adanya si Tyo," terang Eko kembali. Menurut pemain berbadan tegap ini, timnya tidak merasa berat menarik tim lawan. "Terasa enteng malah," tambahnya. Ketika dikonfirmasi kepada Tyo, master of FTSP ini hanya tersenyum. "Kemenangan ini kan berkat kerjasama tim juga," ujar kalem mahasiswa Geodesi ini.
FTSP maju ke final setelah berhasil mengalahkan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Sebelumnya, PENS telah menuai kemenangan dari tim Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam (FMIPA) meski dengan perjuangan berat. Mereka harus bertanding tiga kali, karena dua hasil pertandingan pertama berbuah seri. FMIPA sendiri sebelum berhadapan dengan PENS, berhasil mengungguli KPN yang berseragam hijau-hijau.
Di sisi lain, FTI maju ke babak final setelah berhasil mengalahkan Fakultas Teknik Kelautan (FTK) dan KPA. Pertarungan alot terjadi saat FTI berhadapan dengan FTK. Dengan jumlah pemain delapan orang yang berkemampuan seimbang, FTI dan KPA harus bertanding tiga kali untuk menentukan pemenang. Tim yang terkenal tangguh ini, akhirnya berhasil mengalahkan KPA dengan dua kali kemenangan.
Sebelum mengahdapi FTI, KPA sendiri sebelumnya menang WO atas Fakultas Teknik Informatika (FTIF). Karena, setelah ditunggu selama tiga menit, FTIF tak kunjung datang. Sehingga KPA dengan sendirinya menang dan berhadapan dengan FTI. Meski harus menuai kekalahan dengan FTI, pemain KPA tak terlihat sedih. "Namanya juga pertandingan, ada yang menang, ada yang kalah," ujar seorang pemain KPA.
(rin/li)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang