ITS News

Sabtu, 09 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

Dapat DUE Like,Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Siapa sangka untuk kedua kalinya sebuah UPT (Unit Pelayanan Teknis)di ITS mendapatkan program DUE Like guna meningkatkan performa dan kualitas dari UPT itu sendiri.

Seperti diketahui, UPT Perpustakaan ITS juga sampai saat ini masih terikat kontrak dengan program yang DUE Like tahap I bersama-sama dengan jurusan Fisika,T.Lingkungan serta T.Industri.

UPT Bahasa ITS (ITS Languange Centre/ITS LC) mendapatkannya pada tahap III ini.Meskipun dana yang didapatkan tidak sebesar TPSDP dan QUE tetapi dengan dana yang cukup lumayan tersebut UPT Bahasa dapat meningkatkan kualitas pelayanannya pada civitas akademika ITS pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.

"Kita sudah berhasil membuktikan bahwa kita salah satu terbaik"ujar kepala ITS LC Dra.Lubna Algadrie,Dipl.TEFL,MA. Beliau menandaskan bahwa meskipun usia ITS LC masih muda tetapi performa kualitasnya tidak bias diragukan lagi.UPT bahasa Its merupakan salah satu dari 5 UPT bahasa terbaik di Indonesia yaitu diantaranya UPT bahasa ITB.

Salah satu program yang sedang dilaksanakan yaitu meningkatkan mutu pengajarnya melalui training yang digelar secara berkala.Sebagai contohnya yaitu pada selasa(27/08)itu UPT bahasa ITS menggelar training terhadap semua pengajarnya yang mayoritas adalah dosen-dosen bahasa Inggris MKU F.MIPA .Training intern pada siang itu menghadirkan konsultan sekaligus pemberi materi yang berasal dari konsultan Sydney Uni yaitu Ibu Louise.

"Tujuan training kali ini yaitu untuk meningkatkan kualitas para pengajar kita" ujar Lubna yang juga pengajar di YPIA Sby.Beliau mengharapkan agar kualitas pengajar yang baik maka akan mengatrol kualitas anak didiknya.

Selain training intern juga ada training luar bagi peningkatan mutu lulusan ITS diantaranya yaitu diadakannya Job Interview Training yang dilakukan pada hari yang sama bagi mahasiswa ITS.

Beliau juga berharap penerapan standar nilai TOEFL 450 bagi lulusan ITS juga betul-betul diperhatikan dalam mengambil policy(kebijakan) bahwa mahasiswa tersebut layak diikutkan yudisium untuk lulus atau tidak.(blh/rom)

Berita Terkait