ITS News

Senin, 04 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

Dipicu Kebanggan Jurusan Berlebihan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

TAWURAN yang terjadi di kampus ITS Sukolilo, Surabaya, kemarin diprediksi merupakan ekses dari Opspek yang dilakukan masing-masing jurusan. quot;Pemicunya penanaman kebanggaan masing-masing jurusan yang berlebihan,quot; ujar Ir Soemartojo Widjojoatmodjo, pembantu rektor III (bidang Kemahasiswaan) ITS, kemarin.

Peristiwa ini, tentu saja, memukul para petinggi perguruan tinggi itu. quot;Mudah-mudahan dengan kejadian ini para mahasiswa berfikir ulang tentang seberapa besar sih manfaat hal-hal semacam itu,quot; kata Martojo, panggilan PR III yang kemarin didampingi Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Industri (FTI) Ir Agung Budiono MEng.

Opspek -dengan berbagai macam nama– di beberapa jurusan ITS sampai saat ini masih berlangsung. Sedangkan orientasi untuk tingkat fakultas dan institut sudah lama selesai.

Sebetulnya, pihak Rektor sudah memagari agar ekses negatif quot;kaderisasiquot; seperti itu tidak terjadi lagi. Yakni, dengan mengeluarkan SK nomor: 1307.1/K03/KM/2001. SK ini dikeluarkan jauh hari sebelum mahasiswa baru masuk -tepatnya 4 Juli 2001.

Butir pertama SK tersebut melarang organisasi kemahasiswaan ITS melakukan semua kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan mahasiswa baru. Antara lain meliputi perkenalan, pembinaan, quot;kaderisasiquot; dan sejenisnya. Jika melanggar, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

SK Rektor ini, sebagaimana pernah diberitakan Jawa Pos, sempat memancing emosi mahasiswa karena dianggap mengekang kebebasan. Bahkan, sempat terjadi aksi unjuk rasa oleh BEM ITS.

Tuntutan pencabutan SK, tak dipenuhi. Namun, petinggi kampus tampaknya cukup kooperatif dengan mahasiswa dalam melakukan quot;kaderisasiquot;. Opspek tetap diperbolehkan asal tidak dalam kendali organisasi mahasiswa, tapi ketua jurusan masing-masing.

Hanya saja, di lapangan Ormawa (organisasi kemahasiswaan) mengabaikan anjuran ketua jurusannya. Mereka terkesan berjalan semaunya sendiri. Para pentolan Ormawa inilah yang -bisa jadi- menanamkan kefanatikan jurusan pada mahasiswa baru tersebut.

Dengan kejadian ini rektorat lebih waspada. Para pembantu rektor mulai bersiap-siap untuk betul-betul menerapkan SK tersebut. quot;Kami akan mengkaji kembali segala bentuk kaderasasi,quot; tandas Martoyo. quot;Sebab, salah sedikit saja ekses negatifnya berdampak pada citra almamater ITS di mata masyarakat,quot; lanjut dia.

Betulkah Ormawa menanamkan fanatisme berlebihan pada mahasiswa baru? Khusaini, juru bicara mahasiswa Teknik Elektro mengatakan, sebetulnya proses kaderisasi ini sudah sesuai ketentuan. Soal fanatisme jurusan, sebetulnya tidak masalah asal tidak melecehkan jurusan lain. quot;Menurut saya, tidak bisa digeneralisir. Hanya ulah oknum mahasiswa yang menyebabkan sampai terjadi seperti ini,quot; ujarnya. (hud)

Berita Terkait