Demo mahasiswa ITS masih berlanjut. Berbeda dengan yang digelar sebelumnya, aksi ratusan mahasiswa kali ini membawa korban. Dua satpam terluka dan kaca pintu Gedung Rektorat pecah berantakan. Ini setelah para mahasiswa kembali menuntut pencabutan SK Rektor nomor: 1307.1/K03/KM/2001. Isinya melarang perpeloncoan mahasiswa baru.
Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 9.30. Seperti sebelumnya, demonstrasi ini dimulai dari kantin. Kemudian berjalan menuju ke Rektorat sambil menenteng aneka macam poster hujatan terhadap pemberlakuan SK tersebut. Setibanya di gedung yang berjarak sekitar 200 meter dari kantin, ketegangan mulai terjadi.
Mahasiswa berkeinginan menerobos masuk ke gedung. Namun, gagal. Karena pintu kaca Gedung Rektorat dipagari enam satpam. Merasa tak puas, mahasiswa serentak bergerak maju. Sehingga, terjadilah aksi saling dorong antara ratusan mahasiswa dengan satpam. Sejurus kemudian, terdengar bunyi krak…praang! Akibatnya, pecahan kaca itu menembus tangan kedua satpam. Darah segar pun mengucur. ''Mundur semua. Kalau terjadi satpam terluka seperti ini, apakah kalian mau memberikan makan anak-anaknya nanti. Bayangkan, kalau Anda memiliki bapak jadi satpam,'' bentak salah seorang satpam lainnya.
Ketegangan mulai mencair setelah Presiden BEM ITS Danar Surya Wiranegara mengambil alih komando. ''Jangan anarkis. Aksi ini dalam kendali saya. Kita sudah sepakat aksi damai. Kalau terjadi apa-apa, saya yang bertanggung jawab,'' teriaknya. Setelah itu, perwakilan mahasiswa diajak berdialog dengan PR III Ir Soemartojo beserta seluruh dekan. Apa hasil dialog? Menurut Danar, ada peluang mahasiswa diperbolehkan untuk mengadakan kaderisasi. Soal pencabutan SK, katanya, masih akan dikaji lagi. ''Kami berharap mahasiswa baru tidak usah takut. Kami tidak akan bertindak seperti yang ditakutkan. Kalau terjadi itu, saya jaminannya. Dan itu sudah saya tegaskan ketika rapat,'' ujarnya.
Puas mendengar hasil kesepakatan, aksi mahasiswa bukannya berhenti. Mereka lantas membakar ban bekas dan poster SK Rektor di halaman Gedung Rektoran. Asap hitam pun membumbung tinggi. Bahkan, sempat memenuhui ruangan gedung. Selepas itu, mereka membersihkan pecahan kaca pintu yang jebol itu.
Dihubungi terpisah, Rektor ITS Prof Ir Soegiono mengatakan, dari awal pihaknya tidak pernah melarang adanya kaderisasi. Hanya, dia meminta agar caranya lebih santun. Juga, meninggalkan tradisi kolonial seperti perpeloncoan. Soal keluarnya SK itu tidak lebih untuk membatasi agar mahasiswa nantinya tidak kebablasan saja.
Kalau diminta mencabut SK itu, lanjut Soegiono, jelas sangat kecil kemungkinannya. Harus melalui rapat anggota senat lagi. Sebab, itu hasil keputusan bersama demi menjaga nama baik almameter. ''Sekali lagi, silakan saja adakan kaderisasi. Cuma, jangan sekali-kali menggunakan cara kekerasan, seperti membentak dan sejenisnya,'' kata guru besar alumni Teknik Perkapalan ITS ini. (hud/har)
Kampus ITS, ITS News — Insititut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi di bidang konstruksi bangunan. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Masih dalam rangkaian kegiatan Czech – Indo Friendship Exhibition 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Isu sosial dan lingkungan kini semakin marak disuarakan dari berbagai kalangan, khususnya masyarakat sebagai
Kampus ITS, ITS News — Salah satu alumnus Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Lucia Karina mengharumkan nama