ITS News

Selasa, 19 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

Erlangga Satriagung; Visi dan Keberaniannya Memimpin Demo Kaum Berdasi?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak Rela Dunia Usaha Berhenti Sia-Sia

Sebagai refleksi kegusaran atas kenaikan BBM, TDL, dan telepon, Kedua Kadinda Jatim Erlangga Satriagung, terpaksa memimpin demo. Bersama sekitar 600 pengusaha lain, dia ngluruk DPRD Jatim. Untuk pertama kalinya, dia juga berhasil menyatukan visi pengusaha-pekerja.

WAJAHNYA tampak lelah ketika Jawa Pos menemui pria kelahiran Malang, 14 Desember 1958, ini di kantor Kadin, kemarin. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30. "Maaf Mas, baru ada rapat dengan pengurus Kadin kota Pasuruan," tuturnya membuka percakapan.

Sehari sebelumnya dia harus memimpin ratusan pengusaha dan perwakilan serikat pekerja ngluruk DPRD Jatim menyuarakan penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, TDL, dan telepon.

Namun, insinyur elektronika ITS ini masih tampak bersemangat seperti biasanya. Dengan penuh wibawa, dia menjelaskan segala persoalan yang dihadapi kalangan dunia usaha akibat kebijakan pemerintah yang tidak populis itu. "Kalau kita tidak melakukan aksi seperti ini, dan menerima apa adanya keputusan konyol tersebut, apa jadinya nanti dunia usaha kita. Apapun alasanya kebijakan ini tidak membawa hal positif kepada semua pihak. Baik itu masyarakat, pengusaha, atau kalangan lainnya," jelasnya.

Bapak dua putra dan satu putri ini memaparkan, mengapa pemerintah beralasan melakukan penghematan dengan mencabut subsidi yang jumlahnya sekitar Rp 18 triliun. Di sisi lain, pemerintah masih memberikan subsidi bunga obligasi bank rekap milik para konglomerat yang jumlahnya Rp 60 triliun. Bahkan ada yang menyatakan hingga Rp 90 triliun. "Apa ini tidak pembodohan kepada rakyat, menyengsarakan rakyat" tukas putra almarhum Brigjen TNI Nailun Hamam ini.

Erlangga menyatakan, segala upaya telah dilakukan, baik dari kalangan usaha ataupun gubernur Jatim. Terakhir, dunia usaha sedang melakukan market research dan kerja sama perdagangan dengan luar negeri. Gara-gara kenaikan harga BBM, terpaksa jadi terbengkalai. "Terpaksa kita harus set back dan meng-arrange lagi semuanya," sambungnya.

"Saya punya obsesi membangun dunia usaha Jatim dengan melakukan kerja sama dengan pihak mana pun. Jadi saya tidak ingin segala apa yang telah kita rintis bersama ini harus mati begitu saja," tambah pengusaha konstruki, perhotelan, dan puluhan perusahaan lain dengan sekitar 800 karyawan ini.

Suami dari Tuti Miarsi, ini menyatakan, akan terus bekerja keras agar dunia usaha Jatim berkembang dan bisa mensejahterakan masyarakat dengan membuka lahan pekerjaan baru. Dalam kiprahnya mengembangkan dunia usaha, dia punya filosofis hidup menyandarkan amanat Tuhan. "Selain terus beribadah, saya terus bekerja keras, dan tidak memakan hak orang lain. Kalau bisa, saya ingin terus membantu orang lain," tegasnya.

Erlangga pernah jadi atlet aeromodeling PON XV Jatim dengan meraih medali perunggu. Kini, bersama pimpinan 110 asosiasi lain di bawah Kadin Jatim, giat berusaha memperjuangkan hak-hak pengusaha dan komponen usaha lainya agar pemerintah memberi keadailan. Karena itu, dia tak segan memimpin unjuk rasa menolak kenaikan BBM, TDL, dan telepon.*

Berita Terkait