ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Inovasi Teknologi di Perguruan Tinggi Butuh Dukungan Pemerintah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ini penting, karena kelahiran industri baru yang digerakkan oleh technological entrepreneurship sangat penting badi penguatan perekonomian nasional dan peningkatan kemandirian dan keunggulan bangsa. Demikian disampaikan Prof Dr Ir Rahardi Ramelan M.Sc, dalam acara Seminar Nasional Pascasarjana IV ITS bertema "Peningkatan Peran Pascasarjana dalam Menjawab Kebutuhan Industri dan Pemerintah Melalui Inovasi Iptek", di Graha Sepuluh Nopember Kampus ITS Surabaya.

Dikatakannya, hampir disemua negara yang dikenal dengan kemajuan teknologinya dengan inovasi, telah berhasil mengembangkan fasilitas fisik maupun dukungan keuangan untuk mendorong berkembangnya industri pemula berbasis teknologi. "Sudah banyak perguruan tinggi dan lembaga penelitian di tanah air memiliki incubator, tempat dimana para innovator dapat dengan mudah memulai merealisasikan gagasannya. Tapi hasilnya belum memberikan dampak yang mencolok kedalam perekonomian kita," katanya.

Dikatakannya, dalam tahap pertama para inovator memerlukan dana berbentuk seed capital untuk dapat menyelesaikan gagasannya. Dalam tahap realisasi ini risiko yang dihadapi masih besar, oleh karena itu pemerintah dan dunia usaha harus dapat melirik dan mencermatinya dengan ikut membiayai kegiatan itu. "Peran pemerintah dan dunia usaha, khususnya dalam bidang keuangan, akan sangat berpengaruh dalam merealisasikan inovasi untuk menghadapi perubahan yang sedang kita hadapi," katanya.

Dibagian lain makalahnya mantan Kabulog semasa pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini mengatakan, industrialisasi perlu dilihat sebagai tahapan pembangunan bangsa yang merupakan konsekuensi dari penerapan iptek untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam pemanfaatan sumber daya.

Peran PT
Hampir sama dengan Rahardi Ramelan, Prof Ir Widi Agus Pratikto MSc, PhD, Dirjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan mengatakan, berbagai jenis karya ilmiah telah dihasilkan perguruan tinggi (PT), namun banyak tulisan dan hasil penelitian itu belum dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan dunia usaha. "Semestinya penelitian dan pengembangan di PT tidak cukup hanya sampai pada publikasi melainkan harus bisa ditransfer ke masyarakat dan dunia usaha, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menunjang industri agar nilai tambahnya menjadi lebih besar," katanya.

Dikatakannya, peran PT sangat stretegis dalam implementasi pembangunan bangsa terutama melalui perannya dalam penerapan dan aplikasi iptek dalam pembangunan. "Karena itulah PT harus pro aktif dalam kiprahnya membangun bangsa, misalnya dengan melakukan kerja sama penelitian dengan dunia industri atau usaha. Untuk itulah perlu ada peraturan perundang-undangan sebagai payung UU No. 18 tentang Sistem Pengembangan Iptek yang mendorong sekaligus mewajibkan PT untuk mengalihkan teknologi ke masyarakat," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Nasional Pascasarjana IV ITS, Dr Ir Masroeri M.Eng mengatakan, kurangnya penelitian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi dalam menjawab kebutuhan masyarakat dan industri mengakibatkan belum banyaknya industri yang bersedia membiayai penelitian di perguruan tinggi. Selain itu, belum adanya sinergi antara perguruan tinggi, industri dan instansi-instansi terkait menyebabkan belum selarasnya mata kuliah yang ditawarkan serta topik-topik penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi.

"Akibat fakta yang demikian itu, maka muncul kesan tidak adanya nilai tambah penelitian terhadap persoalan-persoalan di lapangan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui pengembangan penelitian yang berkelanjutan diharapkan keterkaitan antara peneliti, pendidikan dan penerapan Iptek dan manajemen dapat ditingkatkan," katanya.
(Humas–ITS, 24 Agustus 2004)

Berita Terkait