Pada tanggal 6-9 Pebruari 2002 telah berlangsung IQN Start-up Meeting di Universitas Munich, Jerman. IQN adalah kerjasama lintas institusi, dan jaringan internasional yang didanai (sponsor utama) oleh DAAD dan perusahaan asuransi Munich Re merupakan platform kerjasama Lintas Institusi yang melibatkan institusi di Australia, Brasil, Cina, Indonesia, Jepang, Jerman (pemrakarsa), dan USA. Dari Indonesia institusi yang terlibat adalah: Dinas Vulkanologi Indonesia, Jurusan Fisika FMIPA ITS, dan Prodi Geofisika FMIPA UGM. Pada pertemuan tersebut pihak Indonesia diwakili oleh Dr.-rer.nat. Agus Rubiyanto (KaProDi S2 Fisika ITS) dan Dr. Kirbani (KaProDi S1/S2 Geofisika UGM).
Dalam pertemuan tersebut setiap wakil dari institusi yang datang menyampaikan informasi ilmiah dan akademis seputar kegiatan pendidikan dan penelitian di institusinya masing-masing. Di antara para peserta yang datang, terlihat banyak sekali tokoh-tokoh di bidang ilmu ke-bumi-an, seperti Prof.R. Geller (Tokyo), Prof. H. Igel (Munich), Prof. Bunge (Princeton), Prof. Y. Ben-Zion (California), dan lain-lain. Dari Jurusan Fisika ITS, selain memperkenalkan sistem pendidikan dan penelitian di ITS dan Jurusan Fisika, salah seorang wakil dari Jurusan Fisika ITS, Dr.-rer.nat.Makky S. Jaya, juga menyampaikan materi ilmiah tentang proyek kerjasama Indonesia-Jerman bidang "Integrated Earth Subsurface Processes Modeling". Studi kelayakan dari proyek ini mengambil kasus lapangan di Gunung Kidul, Wonosari, Yogyakarta dan telah dikerjakan pada tanggal 22-24 Desember 2001 bekerja sama dengan ProDi UGM Yogyakarta.
Para peserta pertemuan membahas pula tentang
peran dari lembaga penelitian dan pendidikan (seperti Universitas) dalam menjembatani gap antara analisa sistemik tentang bencana alam (lewat pengamatan dan riset) dan muara mitigasi-nya. Sudah menjadi maklum dari setiap peserta bahwa penelitian di bidang GEORISK merupakan penelitian yang multi dan interdisipliner, melibatkan banyak wawasan dan cara pandang serta manuver penyelesaian. Oleh karena itu pertemuan awal ini harus bisa dijadikan sebagai 'milestones' untuk menjadi pusat penelitian kajian ke-ilmu-bumi-an yang komprehensif, lintas institusi dan disiplin ilmu.
Sebagai realisasi awal dari jaringan kerjasama internasional ini, peserta bersepakat untuk mengadakan program tukar menukar ilmuwan dan pelajar. Untuk tahun ini, Indonesia mendapatkan jatah 4 visiting students untuk mengerjakan riset di Munich University selama maksimal 6 bulan. Dari kondisi yang ada, UGM telah siap dengan 2 orang mahasiswa S2, sementara ITS diperkirakan baru bisa mengirim mahasiswa
S2 semester depan. Untuk tukar menukar ilmuwan (tenaga peneliti), pihak ITS sendiri telah mendapatkan tawaran untuk mengirimkan staf-nya ke Munich atau ke Princeton University.
Selain itu, wakil dari ITS dalam Concluding Session juga mengusulkan tentang upaya pembentukan "Double-/Multi-Degree" antar institusi untuk bidang Environmental Geosciences. Dengan prospeksi gelar seperti ini keuntungan yang didapatkan adalah kemudahan dalam menjalani proses pengakuan ketika mahasiswa/i dari satu institusi akan mengerjakan studi lanjut ke institusi lainnya. Usulan ini masih akan menjadi pertimbangan dari pihak lainnya dan akan dibahas dalam pertemuan IQN berikutnya.
(Maky)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan