ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS bahas Potensi Gempa -Tsunami (1)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pada dasarnya hampir sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai potensi bencana dan Tsunami. Hal ini juga berkaitan dengan berita heboh akhir-akhir ini yaitu bencana Gempa dan Tsunami yang melanda Aceh dan Sumatra Utara. Masyarakat perlu menyadari akan pentingnya sistem peringatan dini dalam penanggulangan bencana. Maka pendidikan tentang gempa kepada mereka amatlah dibutuhkan. Tujuannya untuk membiasakan diri hidup berdampingan dengan bencana serta pencegahannya.

Hal ini mendorong Pusat Studi Bencana (PSB) ITS bekerjasama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Komwil Surabaya dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengda Jatim mengadakan program sosialisasi tentang potensi gempa-tsunami di Indonesia. Acara yang diberi judul Potensi Gempa-Tsunami Indonesia dengan Studi Kasus di Jawa Timur ini diadakan pada Kamis (17/2).

Bertempat di gedung Rektorat lt.3, Geoforum yang mampu mendatangkan lebih dari 60 peserta ini mengundang enam orang pembicara. Diantaranya Dr Ir Wahyudi, MSc yang mengangkat topik Memahami Gempa Bumi dan Tsunami serta Kaitannya dengan Tektonik Indonesia. "Sebagian besar wilayah Indonesia rawan gempa, itu tak bisa dihindari," ujar Wahyudi mengawali. Diseluruh wilayah Sumatra, Bali, NTB, NTT, dan Jawa bagian selatan berpotensi mengalami gempa dan bencana penyertanya.

Dosen Teknik Kelautan ITS ini kemudian mengartikan gempa. Dikatakannya, gempa sebagai guncangan dan getaran bumi karena pelepasan energi besar secara cepat ketika terjadi patahan atau yang menyertai aktifitas gunung berapi. Energi yang keluar saat terjadi patahan itulah yang menjadi penyebab gempa. "Patahan itu sendiri ada tiga jenis yaitu geser, turun dan naik," jelas Wahyudi.

Sedangkan tsunami, lanjut Wahyudi, dapat terjadi apabila dasar laut tiba-tiba mengalami deformasi dan secara vertikal menyebabkan displasmen air laut diatasnya. Untuk gelombang magnetudonya jika kurang dari 6,5 skala richter tidak akan mungkin memicu timbulnya tsunami. Namun bila lebih dari 7.9 skala, dapat merusak segala yang ada di daerah epicender (pusat gempa). "Kalau di Aceh kemarin gelombangnya sebesar 9 skala richter," ungkapnya.

Wahyudi kemudian menjelaskan ada manfaat yang didapat dari gempa itu sendiri. "Salah satunya gempa bisa menjelaskan mekanisme atau proses gerakan dinamis," tandas anggota IAGI ini. Untuk itu beliau menginginkan agar dapat memasukkan pengetahuan tentang geologi pada siswa SD dan menengah. Namun, tak lupa Wahyudi menghimbau agar pengetahuan geologi yang akan diberikan kepada siswa SD hendaknya sesuai dengan kapasitas pemahaman mereka.(th@/sep)

Berita Terkait