Lewat Lokakarya bertema "Pemantapan Silabus Baku Jurusan Terknik Perkapalan untuk Meningkatkan Kompetensi" yang di gelar Kamis (22/7) di Rektorat ITS ini, ITS melibatkan bukan hanya para perguruan tinggi yang memiliki jurusan tersebut, tapi dilibatkan pula para pemilik galangan kapal, perusahaan pelayaran, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) serta masyarakat pengguna lulusan jurusan tersebut.
Menurut Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Ir Asjhar Imron M.Sc, MSE, PED, yang membuka lokakarya tersebut, masa depan industri maritim sangat tergantung pada kualitas pendidikan pada hari ini, karena itu upaya didalam melakukan perbaikan dalam pemberian kurikulum menjadi sangat penting. "Kurikulum atau proses pendidikan memang hanya salah satu cara untuk memajukan industri maritim kita, dank arena kita yang berada di lini terdepan bidang pendidikan maka upaya inilah yang dilakukan," katanya.
Menurut Asjhar Imron, potensi maritim yang dimiliki bangsa ini memang agak paradoks dengan kebijakan yang diambil pemerintah, oleh karena itu ke depan sudah saatnya pemerintah melakukan inisiatif dan kebijakan didalam mendukung industri kemaritiman yang ada. "Ini karena silabus pendidikan yang kini sedang kita bakukan, yang nantinya juga berkait dengan kecakapan teknis para lulusan hanya salah satu cara untuk menunjang industri maritim yang ada. Selain itu harus pula dipikirkan bagaimana pihak perbankan atau lembaga pembiayaan, perusahaan galangan kapal dan lainnya juga ikut memikirkannya," katanya.
KOMPUTERISASI
Sementara itu dosen senior ITS, Ir Petrus Eko Panunggal Ph.D mengatakan, di era sekarang kurikulum yang diberikan kepada mahasiswa teknik perkapalan tidak bisa dipisahkan dengan bidang komputasi. "Hanya saja seringkali kemudian melupakan aspek-aspek dasar yang bisa dijadikan bekal untuk perancangan sebuah kapal. Inilah yang harus dipikirkan kembali untuk menghidupkan kembali mata kuliah perancangan yang sesuai dengan kebutuhan saat para lulusan menghadapi kenyataan untuk melakukan perancangan," katanya.
Selain itu, kata Eko Panunggal menambahkan, selain mata kuliah perancangan kapal, diperlukan juga kurikulum yang mengantarkan kepada para mahasiswa mengetahui dan memahami tentang aspek pembiayaan, sehingga nantinya akan dihasilkan lulusan yang tidak hanya pandai merancang tetapi juga pandai mengoptimalkan harga sebuah hasil rancangan kapal.
Eko Panungal juga berharap didalam memberikan materi kepada mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan sebaiknya jangan terpaku pada kurikulum ini semata, tetapi perlu dipikirkan tentang cirri khas dimana jurusan itu berada. "Menurut saya kurikulum inti tentang jurusan perkapalan cukup sampai di semester VI, setelah itu tergantung bagaimana perguruan tinggi yang mengelola memberikan muatan dan cirri khas yang ingin dikembangkan sesuai dengan wilayahnya," katanya.
Dalam diskusi pada lokakarya itu juga berkembang tentang bagaimana kesiapan lembaga pembiayaan didalam mem-back-up industri perkapalan di Indonesia. "Ini menjadi penting. Kenapa industri perkapalan di Jepang sedemikian berkembang di banding Indonesia yang memiliki cukup banyak perusahaan galangan kapal. Ini karena bunga bank yang diberikan di Indonesia cukup tinggi, sementara di Jepang relatif rendah," kata salah seorang peserta dari unsur pemilik galangan.
(Humas–ITS, 22 Juli 2004)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya