ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Tampung Mahasiswa yang Kesulitan Biaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hal ini dikemukakan Pembantu Rektor III Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng Kamis (19/8) siang, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya calon mahasiswa baru yang karena masih keterbatasan dananya saat ini membatalkan melakukan daftar ulang dan mengundurkan diri.

Data sementara hingga Kamis siang, jumlah mahasiswa baru yang tercatat telah mendaftarakan diri sebanyak 620 orang yang diterima melalui jalur SPMB dan 247 orang untuk mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK reguler, sedang batas akhir pendaftaran ditentukan hingga 26 Agustus 2004 mendatang. Bagi mereka yang hingga batas akhir pendaftaran belum melakukan daftar ulang dinyatakan mengundurkan diri.

Tahun ini ITS mengenakan uang pendaftaran bagi mahasiswa baru sebesar Rp 4.515.000 dengan perincian SPP untuk satu semester sebesar Rp 1.000.000, sumbangan pengembangan institusi (SPI) senilai Rp 3.000.000 dan Rp 515.000 untuk uang informasi dan orientasi mahasiswa baru, test kesehatan, test TOEFL, psikotes, test potensi akademik, tabungan wajib, dan perpustakaan.

"Hingga saat ini belum ada mahasiswa yang merasa keberatan atas biaya yang dikenakan ITS untuk melakukan pendaftaran ulang. Kalau ada calon mahasiswa yang kembali mungkin mereka yang ingin memenuhi persyaratan administrasi untuk persyaratan permohonan keringanan," kata mantan ketua Jurusan Teknik Elektro ini.

Dikatakannya, pada prinsipnya ITS tidak menghendaki calon mahasiswa yang telah dinyatakan diterima kemudian batal mendaftar lantaran kesulitan pembiayaan. "Silahkan bagi mereka yang memang nyata-nyata tidak mampu dan sudah dinyatakan diterima di ITS mangajukan permohonan, kami pasti akan memberikan berbagai bentuk keringanan," katanya.

Menurut Achmad Jazidie bagi mahasiswa yang tidak mampu dapat mengajukan permohonan keringanan kepada Rektor melalui Pembantu Rektor III, yang telah diatur dengan berbagai kelangkapan persyaratan adminitrasi. "Permohonan itu akan kami jadikan untuk memberikan bentuk keringanan mulai dari hanya sekadar mengangsur hingga pembebasan sumbangan SPI. Semuanya ada kriterianya. Jadi tidak mesti mereka yang mengajukan keringanan itu meminta pembebasan sumbangan SPI tapi ada juga yang hanya meminta keleluasaan untuk mengangsur," katanya.

Tidak Mesti Bebas
Ia juga mengatakan, tidak mesti mereka yang mengajukan keringanan itu kemudian diberikan pembebasan sumbangan SPI. "Kami akan mempelajari setiap berkas yang masuk baru kemudian memutuskan bentuk keringanan apa yang akan diberikan. Karena ada orang tua yang menginginkan tetap membayar asal diberi kelonggaran waktu mengangsur, ada pula orang tua yang datang bukan untuk meminta keringanan tetapi malah ingin menyumbang untuk kepentingan ITS setelah anaknya dinyatakan diterima di ITS," katanya.

Dikatakannya, ITS tidak sembarangan untuk memenuhi permohonan yang masuk, karena ada calon mahasiswa yang orang tuanya memang tidak mampu tetapi kakak-kakaknya bersedia membantu. Apa dalam kasus seperti ini mahasiswa itu layak diberikan keringanan. Tentu tidak adil jika ada calon mahasiswa lain yang kondisinya memang benar-benar tidak mampu. "Karena itu kami selalu mempelajari berkas yang diajukan para pemohon dan kalau perlu mengajak bicara mereka untuk mencarikan jalan keluar bersama. Prinsipnya kami tidak ingin ada calon mahasiswa yang sudah dinyatakan diterima di ITS mengundurkan diri hanya lantaran tidak punya biaya," katanya.

Achmad Jazidie mengungkapkan, hingga Kamis saing tadi ia sudah mengeluarkan surat yang berkait dengan permintaan keringanan SPI mahasiswa baru sebanyak 55 buah, semuanya meminta keringanan untuk mengangsur SPI. "Dari permohonan yang masuk hanya satu calon mahasiswa yang meminta untuk pembebasan biaya SPI. Ini menandakan sebenarnya tidak ada masalah, yang diminta para calon mahasiswa itu sebagian besar hanya waktu mengangsur dan sebenarnya mereka juga tahu kalau pendidikan itu butuh biaya," katanya.
(Humas–ITS, 19 Agustus 2004)

Berita Terkait