SURABAYA – Pembukaan suatu prodi (program studi) seharusnya diperhitungkan dengan matang. Jika tidak, apalagi prodi tersebut lantas ditutup, yang jadi korban adalah mahasiswa. Inilah yang menggelisahkan sekitar 26 orang tua calon mahasiswa baru ITS, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) prodi Desain Produk (Despro). Mereka berbondong-bondong datang ke gedung perkuliahan, kemarin.
Tujuannya, menuntut kejelasan sikap ITS menyusul dibatalkannya program nonreguler Despro. Padahal, anak-anak mereka terlanjur mendaftarkan diri di prodi tersebut. "Ini kan sama saja dengan penipuan. Membuka pendaftaran tapi belakangan ditutup," ujar salah satu orang tua mahasiswa baru.
Padahal, ada 32 pendaftar di prodi tersebut. "Tidak sedikit di antara anak kami yang sebenarnya sudah mendaftar di tempat lain. Tapi, karena ITS menyatakan membuka peluang, kami langsung mengalihkan ke sini," papar Hidayat, salah satu orang tua calon mahasiswa baru.
Hidayat mengaku baru tahu ikhwal pembatalan prodi tesebut, saat hendak membayar SPP di bank pada 16 Agustus lalu. Eh… ternyata ditolak. Menurut pihak bank, nama anaknya tak ada dalam daftar calon mahasiswa baru ITS. "Kami langsung mencoba menanyakan hal ini ke ITS, tapi jawaban yang diberikan tidak memuaskan," tukas orang tua calon mahasiswa baru lainnya.
Mereka lantas rame-rame mendatangi kampus kemarin. Bila sampai hari ini tidak ada kepastian, para orang tua calon mahasiswa itu mengancam akan menuntut perguruan tinggi itu, secara perdata maupun pidana. "Karena tindakan yang dilakukan ITS ini bisa dimasukkan sebagai perbuatan wanprestasi dan penipuan," tegasnya.
Menanggapi tuntutan tersebut, PR I ITS Dr Ir Soepeno Djanali menyatakan bahwa pihaknya masih membicarakan persoalan tersebut. "Sampai saat ini belum ada keputusan final," katanya saat menerima perwakilan orang tua calon mahasiswa.
Lebih lanjut Soepeno menyatakan bahwa masih ada kemungkinan pembatalan prodi Despro nonreguler tersebut ditinjau kembali. "Tapi untuk lebih pastinya, sebaiknya kita menunggu hasil rapat besok (hari ini, Red.)," tegasnya.
Persoalan prodi Despro nonreguler ini berawal saat SPMB lalu. Waktu itu, dari 1000 pendaftar hanya 106 orang yang diterima di jalur prodi Despro reguler. Informasi yang berkembang, melihat banyaknya peserta yang terbuang, sementara nilai mereka cukup bagus, prodi Despro lantas mengajukan usul membuka jalur nonreguler. Jalur ini langsung ditawarkan pada 100 peserta terbaik yang terjungkal dari SPMB dengan pilihan prodi Despro. Pendaftaran dibuka pada 6 Agustus sampai 13 Agustus lalu. Namun, hingga batas akhir pendaftaran, hanya sedikit yang berminat. Dengan perhitungan rugi jika prodi tersebut diteruskan, akhirnya ITS menyatakan membatalkan rencana membuka jalur S-1 Despro nonreguler ini. (ani)
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menguatkan tekadnya untuk membentuk generasi muda yang prestatif
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang